PENYEBAB Warung Madura Sering Tekor hingga Surat Tantangan Carok Viral di Yogyakarta

Terungkap penyebab pemilik Warung Madura sering tekor hingg surat tantangan carok pun viral di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penulis: Iksan Fauzi | Editor: iksan fauzi
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
WARUNG MADURA TEKOR: Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima audiensi dengan Komunitas Madura Yogyakarta di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Rabu (12/2/2024). Pertemuan tersebut mengklarifikasi munculnya surat tantangan carok yang viral di Yogyakarta. Surat itu merespons makin merebak kasus kriminal yang menyasar pemilik Warung Madura di Yogyakarta. 

SURYAMALANG.COM - Terungkap penyebab pemilik Warung Madura sering tekor hingg surat tantangan carok pun viral di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beredarnya surat tantangan carok itu akibat ulah oknum masyarakat yang kerap tidak membayar saat transaksi di Warung Madura.

Surat tantangan carok tersebut muncul setelah seseorang tidak membayar saat berbelanja di sebuah Warung Madura di Babarsari, Sleman, Yogyakarta.

Sekadar diketahui carok adalah duel satu lawan satu menggunakan celurit yang menjadi budaya warga Madura

Surat tantangan carok itu mengatasnamakan Forum Keluarga Madura Yogyakarta berisi keresahan atas dugaan tindakan oknum dari warga wilayah Timur di Yogyakarta.

Warga wilayah timur di Yogyakarta itu kerap merusak, mengambil barang tanpa membayar, hingga memukul pemilik toko kelontong.

Forum Keluarga Madura Yogyakarta tersebut meminta solusi konkret dari aparat penegak hukum dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Meski demikian, Forum Keluarga Madura Yogyakarta menegaskan komitmen menjaga kedamaian dan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Terkait surat tantangan carok yang viral itu, juru bicara Komunitas Madura Yogyakarta, Mahrus Ali menjelaskan surat tersebut tidak dimaksudkan memicu konflik.

"Surat itu dibuat bukan untuk mengobarkan perseteruan, melainkan untuk meredam situasi agar tidak terjadi aksi kekerasan," bebernya.

"Surat itu muncul karena kecintaan kami terhadap Jogja. Kami ingin Jogja tetap aman dan nyaman," ungkap Mahrus.

Mahrus menyebutkan dalam satu tahun terakhir, terdapat sekitar 15 insiden yang melibatkan Warung Madura di Yogyakarta.

Meskipun subjek insiden beragam, objek utamanya tetap para pelaku usaha Madura.

Oleh karena itu, komunitas merasa perlu mengambil langkah preventif untuk menjaga keamanan bersama.

Untuk meredam masalah kriminal yang menjadikan pemilik Warung Madura menjadi sasaran, Komunitas Keluarga Madura Yogyakarta pun menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (12/2/2025). 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved