Dugaan Korupsi Ugal-ugalan Terjadi di Desa Pulo Lor Jombang, Warga Geruduk Kantor DPMD

Penyimpangan pembangunan menggunakan Dana Desa (DD) disebut ugal-ugalan terjadi di Desa Pulo Lor, Jombang

Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Anggit Pujie Widodo
DUGAAN KORUPSI - Warga menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jombang, Selasa (25/2/2025). Warga menyebut ada dugaan korupsi pada Dana Desa. 

Laporan Anggit Puji Widodo

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Penyimpangan pembangunan menggunakan Dana Desa (DD) disebut ugal-ugalan terjadi di Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Hal ini membuat sejumlah warga setempat kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Selasa (25/2/2025).

Masa aksi yang didominasi para pedagang, sampai tukang becak ini menggelar unjuk rasa karena dipicu oleh dugaan penyimpangan proyek pembangunan menggunakan DD di Desa Pulo Lor.

Menurut salah satu warga, Joko Fattah Rochim, selaku Ketua Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ), menyebut tidak akan pernah bosan untuk terus menyuarakan kejanggalan.

Pria yang akrab disapa Cak Fattah ini mengatakan jika warga sudah mengendus bau busuk kejanggalan dalam penggunaan DD di desanya itu.

Menurutnya, kondisi desa sangat memprihatinkan dan aparat penegak hukum harus terjun mengecek langsung.

"Saya tidak asal ngomong. Seperti contohnya adalah proyek di RT 5, RW 5 yang dialihkan dari Gang Seruni."

"Sampai saat ini proyek itu belum direalisasikan padahal anggaran sudah dialokasikan di papan informasi proyek," ucap Fattah kepada SURYAMALANG.COM.

Ia juga menyinggung terkait proyek-proyek yang di pihak-ketigakan. Ia menyebut jika kontraktor telah memasok material, namun tidak kunjung dibayar. Karena itu membuat proyek mangkrak dan nilainya mencapai Rp 100 juta.

"Penggunaan DD untuk pembangunan fasilitas umum di lapangan Pulo juga kami sorot."

"Itu terjadi perubahan anggaran yang mencurigakan, dari Rp 200 juta jadi Rp 164 juta," katanya.

Menurutnya, Perubahan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang terus-menerus ini menimbulkan kecurigaan.

"Ini jelas indikasi korupsi dan harus ditindak tegas," ungkapnya.

Pihaknya juga bertanya-tanya terkait lambatnya proses hukum yang dilakukan oleh pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang.

Ia menduga ada upaya untuk merekayasa Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) supaya terlihat rapi.

"Kejaksaan kok masih menunggu Inspektorat? Apa memang ada upaya untuk menata LPJ biar kelihatan rapi? Padahal dari DPMD sudah buat instruksi SPJ harus selesai di bulan November," bebernya.

Pihak menegaskan jika pembangunan di Desa Pulo Lor masih berlanjut sampai Desember 2024 bahkan sampai 2025. Menurutnya itu sebagai bentuk mengecoh rakyat.

"Jika ada pelanggaran hukum, Pj Kepala Desa Pulo Lor harus bertanggung jawab. Kami tidak mau kasus ini berulang-ulang," pungkasnya.

Aksi unjuk rasa ini bukan kali pertama yang dilakukan massa FRMJ. Sudah berkali-kali aksi unjuk rasa dilakukan untuk mengusut kasus korupsi di desa namun tidak pernah menemui titik terang.

Sebelumnya, massa Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) kembali menggelar aksi unjuk rasa minta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang tegas berantas korupsi.

Sementara itu menurut Yuli, selaki Koordinator Paguyuban Becak Bermotor Jombang menyayangkan terjadinya praktik korupsi yang terjadi di Kabupaten Jombang.

"Pasti kami sangat menyayangkan. Uang rakyat itu harusnya kembali ke rakyat bukan malah di korupsi."

"Kejahatan korupsi itu bisa terjadi karena ada kesempatan," imbuhnya.

Aksi unjuk rasa inisial sejatinya sudah dilakukan beberapa kali dengan tuntutan yang sama.

Yakni demo badut yang biasanya menghibur masyarakat dan malah unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Jombang pada Selasa (17/9/2024).

Demo di depan kantor DPMPD Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMPD) yang lokasinya berada di Jalan Pattimura, Jombang, aktivis anti korupsi di Jombang sebut banyak korupsi di lingkup desa.

Aksi unjuk rasa yang digelar pada Senin (9/12/2024) menyebut banyak korupsi di tingkat Desa terutama sejumlah proyek di desa yang tidak beres.

Unjuk rasa kali ini digelar di sekitar Tugu Ringin Contong, Jombang, pada Senin (23/12/2024).

Mulai pukul 08.00 WIB ratusan massa yang didominasi ibu-ibu dan bapak-bapak ini turun ke jalan sembari membawa spanduk protes minta korupsi berbentuk pungutan liar (pungli) diberantas. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved