Menelusuri Jejak Damarwulan, Raja Majapahit yang Diyakini Lahir dan Tumbuh Besar di Jombang

Menelusuri Jejak Damarwulan, Raja Majapahit yang Diyakini Lahir dan Tumbuh Besar di Jombang

Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Anggit Pujie Widodo
SITUS BERSEJARAH - Petilasan Damarwulan yang berada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (5/3/2025). Damarwulan merupakan Raja Majapahit yang diyakini tumbuh besar di Kabupaten Jombang. 

Menurut Ponijan, salah satu lokasi pelatihan keterampilan Damarwulan masih dapat disaksikan hingga ini.

Lokasinya berada di Dusun Paritan, letaknya berada di sebelah barat petilasan tersebut.

"Kalau Paritan itu asal katanya dari kata Arit. Atau Ngarit. Artinya dulu di situ dan diyakini jadi tempat Damarwulan Ngarit, mencari rumput untuk kudanya," ungkapnya.

Damarwulan terus diasah kemampuan di Sudimoro, sampai dirasa sudah cukup umur dan kesaktiannya mencukupi, Resi Paluombo akhirnya memperbolehkan Damarwulan pergi ke Majapahit.

Ketika kembali ke Majapahit, kebetulan juga sedang dilangsungkan sayembara yang diadakan oleh Ratu Kencana Wungu. Saat itu, Majapahit mengalami ancaman pemberontakan dari Blambangan yang dipimpin oleh Minak Jinggo.

Ratu Kencono Wungu lalu membuat sayembara. Bagi siapa saja yang bisa menangkap dan membunuh Minak Jinggo akan menjadi suami dari Ratu Kencono Ungu. Damarwulan pun memberanikan diri mengikuti sayembara itu.

Meskipun dalam beberapa cerita lain, disebutkan pula jika sebelum mengikuti sayembara sang Ratu, Damarwulan harus menghadapi berbagai rintangan dari kedua anak Patih Logender, yakni pamannya sendiri yang saat itu menjabat di Majapahit.

Upaya Damarwulan untuk memburu Minak Jinggo itu terbantu oleh Waito dan Puyengan. Dua orang ini adalah istri dari dari Minak Jinggo yang terpikat ketampanan Damarwulan sehingga mau membantu mengalahkan Minak Jinggo.

Lebih lanjut, bantuan yang diberikan adalah mencuri senjata Minak Jinggo. 
Gada Wesi Kuning senjata andalan Minak Jinggo telah dicuri dan diserahkan pada Damarwulan oleh Waito dan Puyengan.

Hingga pada akhirnya, Minak Jinggo gugur dengan kepala terpenggal ditangan Damarwulan. Namun, dua orang lain yang juga mengincar Minak Jinggo, yakni Layang Seto dan Layang Kumitir kemudian merebut kepala Minak Jinggo dari tangan Damarwulan.

Tidak berhenti sampai di situ, pertarungan kembali terjadi lagi di Istana Majapahit dan di hadapan Ratu Kencono Ungu untuk membuktikan siapa sebenarnya yang berhasil membunuh Minak Jinggo.

Layang Seto dan Layang Kumitir berhasil dikalahkan oleh Damarwulan. Atas permintaan dari Anjasmoro Harimami, Layang Seto dan Layang Kumitir diampuni atas segala perbuatannya.

Damarwulan pada akhirnya menjadi Suami Ratu Kencono Wungu dan sekaligus menikahi Waito dan Puyengan sebagai Garwo selir.

Damarwulan diangkat menjadi Raja Majapahit bergelar Gajah Narapati, Bhre Kertabumi, Batara Ring Kertabumi, Dyah Singanegara, Singa Wardhana Widjaya Kusuma, Raden Alit, Raden Angka Wijaya dan berkuasa pada tahun 1468-1478 masehi.

"Pada intinya Damarwulan bisa menjadi raja setelah berhasil mengalahkan Minak Jinggo, Raja Blambangan," bebernya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved