Ramadan 2025

Tips Atasi GERD saat Puasa, Dosen Unair Ingatkan untuk Mencegah Dehidrasi

Minimal dua liter air putih per hari, terutama saat sahur dan berbuka, untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk gejala GERD. 

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
ATASI GERD : Dosen Universitas Airlangga (Unair), dr. Kurnia Alisaputri, SpPD mengungkapkan bahwa penderita GERD tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman asalkan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang tepat. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Puasa menjadi tantangan bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Namun, dosen Universitas Airlangga (Unair), dr. Kurnia Alisaputri, SpPD, menyatakan bahwa penderita GERD tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman asalkan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang tepat.

Menurut dr. Kurnia, GERD terjadi akibat refluks asam lambung yang berulang ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn) dan gangguan pencernaan lainnya. 

Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. 

Namun, ia menekankan bahwa puasa dapat membantu menormalkan hormon stres seperti kortisol, yang berperan dalam regulasi asam lambung.

"Saat berpuasa, tubuh mengalami perubahan hormonal yang dapat membantu mengurangi produksi asam lambung secara berlebihan. Hormon endorfin dan serotonin juga meningkat, membantu keseimbangan sistem pencernaan," jelasnya.

Untuk menjaga kenyamanan selama berpuasa, dr. Kurnia menyarankan agar penderita GERD mengatur pola makan dengan menunda waktu sahur hingga menjelang imsak agar energi dapat bertahan lebih lama. 

"Hindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih, seperti makanan pedas, asam, bersantan, dan berkalori tinggi. Sebaiknya, konsumsi lebih banyak sayur, buah, dan protein dari daging segar yang dimasak dengan benar," katanya.

Asupan cairan juga perlu diperhatikan, dengan memastikan tubuh mendapatkan minimal dua liter air putih per hari, terutama saat sahur dan berbuka, untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk gejala GERD. 

"Banyak yang lupa bahwa kurangnya cairan dapat meningkatkan produksi asam lambung. Oleh karena itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik," ujarnya.

Selain itu, menjaga pola istirahat yang cukup dengan tidur lebih awal setelah tarawih juga dianjurkan agar tubuh tetap bugar selama berpuasa. 

"Perubahan pola tidur juga bisa memengaruhi kondisi lambung. Jika memungkinkan, usahakan tidur cukup agar stres tidak memicu gejala GERD," tambahnya.

Dr. Kurnia mengingatkan bahwa penderita GERD yang sedang menjalani pengobatan harus tetap mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, baik saat sahur maupun berbuka. 

Jika gejala GERD semakin parah atau tidak terkendali selama puasa, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

"Puasa bisa tetap dijalankan dengan nyaman jika penderita GERD memperhatikan pola makan dan gaya hidupnya. Jika gejala masih muncul, jangan ragu untuk meminta saran medis," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved