Tips Menghindari Sifat Konsumtif Belanja Jelang Lebaran, Simak Uraian Dosen Psikologi UMM
Menjelang Lebaran sudah menjadi kebiasaan bagi seseorang untuk berbelanja demi memenuhi gaya hidup mereka.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Menjelang Lebaran sudah menjadi kebiasaan bagi seseorang untuk berbelanja demi memenuhi gaya hidup mereka.
Tak jarang, kondisi ini menyebabkan banyak pengeluaran. Apa yang kita beli, biasanya hanya berdasarkan keinginan, bukanlah kebutuhan.
Kondisi ini membuat kita menjadi konsumtif, demi menuruti keinginan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Belum lagi dengan pengeluaran yang sudah kita lakukan di bulan suci Ramadan ini.
Seperti membeli jajanan takjil sebelum berbuka, lalu mengikuti agenda buka bersama.
Cukup banyak pengeluaran yang membuat diri kita sendiri tak merasakannya.
Hal ini, imbas dari kebiasaan yang kerap kali dilakukan selama bulan suci ramadhan.
Lantas, apa yang sebaiknya kita lakukan agar tidak terlalu boros mengeluarkan uang mendekati lebaran?
Menurut Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfian menyampaikan, bahwa ada beberapa penyebab yang membuat seseorang kecanduan untuk berbelanja.
Satu di antaranya ialah Fear of missing out (Fomo), yang menjadi bahasa trend di era saat ini.
Menurut Uun Fomo dapat menjadi salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berbelanja secara berlebihan menjelang Lebaran.
Selain Fomo, ada juga faktor lain seperti kepuasaan emosional yang dipengaruhi oleh berbagai paparan iklan di media sosial.
Serta faktor kebiasaan yang tidak mampu menahan diri (self control) juga dapat menciptakan sifat impulsif.
"Fomo ini dapat mempengaruhi psikologis seseorang untuk belanja berlebihan," ucapnya belum lama ini.
Terkait fenomena konsumtif yang berlebihan ini, dia melihat hal itu berawal dari kombinasi faktor kognitif, emosional dan perilaku situasional.
Kondisi ini membuat faktor-faktor tersebut dapat berkaitan satu sama lain.
Terutama self control yang menjadi kaitan paling terdekat.
Selain itu, pengaruh sosial seperti teman dan keluarga juga sangat memungkin untuk dapat mempengaruhi perilaku berbelanja seseorang menjelang lebaran.
“Karena penyebabnya adalah self control."
"Ketika seseorang memiliki kontrol diri yang rendah, ia akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh faktor eksternal baik keluarga maupun teman,” ujarnya.
Uun menjelaskan, kalau Fomo ini erat hubungannya dengan kepercayaan diri.
Jika kepercayaan diri rendah, maka akan lebih mudah untuk mengikuti tren sosial, terutama menjelang Lebaran.
Hal itu akan membuat seseorang membeli banyak hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Kondisi itu pun dapat meningkatkan kemungkinan impulsif buying.
Untuk mengatasi hal itu, Uun memberikan sederet tips meningkatkan kesadaran dan self control agar terhindar dari perilaku impulsif buying.
Pertama, meningkatkan kesadaran diri dengan cara menegaskan pada diri untuk meningkatkan self awareness.
Komitmen yang kuat pada diri sendiri memberikan dampak yang bagus untuk menekan perilaku ini.
Kedua, membuat perencanaan anggaran belanja, mencatat apa saja yang dibutuhkan.
Menghindari keinginan yang tidak sesuai dengan anggaran. Ketiga, mengalihkan perhatian dengan aktivitas positif lainnya.
Seperti olahraga, menjalani aktifitas di organisasi, membaca dan lain sebagainya.
"Jangan malah rebahan dan melihat live TikTok, Shopee, dan lainnya."
"Ini justru akan meningkatkan keinginan untuk membeli barang yang tidak perlu."
"Terakhir, lakukan kontrol diri atau self management dan pengelolaan emosi secara positif agar tidak lepas kendali."
"Selain itu juga membangun hubungan sosial atau dukungan sosial yang positif,” tandasnya.
Di sisi lain, dari pantauan Surya di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Malang mulai weekend, Minggu (23/3/2025) cukup ramai.
Kebanyakan dari masyarakat mencari berbagai macam kebutuhan untuk lebaran nanti.
Mulai baju baru, hingga beragam pernak-pernik lebaran lainnya.
"Ini lagi mencari baju Koko buat suami saya," kata Atimi yang sedang belanja di Malang Town Square (Matos).
Meskipun ramai, namun tak menyurutkan niat perempuan asal Bululawang Kabupaten Malang itu untuk berbelanja.
Atimi mengaku sudah terbiasa menjadi baju baru saat lebaran tiba di pusat perbelanjaan.
Terutama untuk kedua anaknya.
"Ya kami ke Malang ini juga untuk jalan-jalan, sambil cari baju Lebaran."
"Selain buat papanya juga buat kedua anak saya," tandasnya.
Susul Thom Haye, Rumor Kencang Eliano Reijnders Tinggalkan Liga Belanda dan Gabung Persib Bandung |
![]() |
---|
PSBS Biak Vs Persik Kediri, Pasukan Ong King Swee Usung Misi Bangkit, Incar 3 Poin di Maguwoharjo |
![]() |
---|
Jerit Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan, Ganti Rugi Tak Sebanding dengan Rasa Kehilangan dan Trauma |
![]() |
---|
Kerupuk Udang Sidoarjo Tembus Pasar Internasional, 28 Kontainer Dikirim ke Malaysia |
![]() |
---|
Dampak Buruk Turun Hujan di Musim Kemarau, Sekitar 400 Hektar Lahan Tembakau di Tulungagung Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.