Info Malang

DAFTAR 9 Kardinal Calon Paus Penerus Paus Fransiskus, Jose Tolentino Calaca de Mendoca Termuda

Umat Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus karena stroke pada Senin (21/4/2025). Ada 9 Kardinal calon Paus pengganti Paus Fransiskus.

|
Editor: iksan fauzi
Tangkapan Layar wikipedia.com
CALON PAUS BARU : Daftar 9 Kardinal calon Paus baru pengganti Paus Fransiskus. Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke pada Senin (21/4/2025). 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Umat Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus karena stroke pada Senin (21/4/2025).

Kepergiannya mengakhiri satu era reformasi dan keterbukaan dalam Gereja Katolik yang dipelaporinya sejak menjabat pada 2013.

Kini, dunia tertuju pada siapa yang akan menggantikan posisi tertinggi dalam Gereja Katolik tersebut.

Proses pemilihan Paus baru akan dilakukan dalam Konklaf, sebuah sidang tertutup yang melibatkan para kardinal dari seluruh dunia.

Sesuai tradisi, konklaf ini akan digelar dalam 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Sejumlah nama Kardinal mencuat dan menjadi calon penerus Paus Fransiskus.

Dilansir dari theguardian.com, berikut beberapa nama ini akan menorehkan sejarah jika terpilih menggantikan Paus Fransiskus dengan latar belakang.

1 Pietro Parolin berusia 70 tahun dari Italia

Dilihat sebagai kandidat kontinuitas yang moderat, Parolin dekat dengan Paus Fransiskus.

Dia telah menjadi sekretaris negara Vatikan sejak 2013, memainkan peran kunci dalam urusan diplomatik, termasuk negoisasi yang rumit dengan Tiongkok dan pemerintah di Timur Tengah.

Dia dianggap sebagai perwakilan kepausan yang terpercaya oleh para diplomat sekuler.

Pada tahun 2018, ia mendorong perjanjian mengenai pemerintah China tentang pengangkatan uskup.

Keputusan ini dinilai kontroversional dan menuai kritik sebagai pengkhianatan rezim komunis China.

Sosok Parolin di mata para kritikus adalah seorang yang modernis dan pragmatis.

Ia menempatkan ideologi dan solusi diplomatik di atas kebenaran iman yang keras.

Para pendukung memandang Parolin merupakan seorang idealis yang berani dan bersemangat dalam mendukung perdamaian.

2. Luis Antonio Tagle berusia 67 tahun dari Filipina

Mantan Uskup Agung Manila ini akan menjadi Paus Asia pertama dan terpilih.

Luis Antonio Tagle dianggap sebagai penerus pilihan Paus Fransiskus.

Pria berusia 67 tahun merupakan pesaing kandidat lain yang kuat dengan membawa agenda progresif mendiang.

Namun, Tagle menuai kritik karena menilai sikap Gereja Katolik yang keras terhadap pasangan gay dan pasangan bercerai, tetapi dia menolak hak aborsi di Filipina.

3. Peter Turkson, berusia 76 tahun dari Ghana

Kalau terpilih, Turkson akan menjadi paus kulit hitam pertama setelah berabad-abad.

Ia itu vokal terhadap isu-isu iklim, kemiskinan dan keadilan ekonomi sambil menegaskan posisi tradisional Gereja tentang imamat, pernikahan antara pria dan wanita, dan homoseksualitas.

Namun, pandangan Turkson tentang homoseksualitas telah mengendur dan dia berpendapat bahwa hukum di banyak negara Afrika terlalu keras. 

4. Peter Erdo berusia 72 tahun dari Hungaria

Salah satu seorang kandidat konservatif terkemuka.

Peter Erdo menjadi pendukung ajaran dan doktrin Katolik tradisional yang kuat.

Ia adalah sosok intelektual yang dikenal hebat dan berbudaya.

Sebagai favorit mendiang Kardinal George Pell yang percaya bahwa dia akan memulihkan aturan hukum di Vatikan setelah meninggalnya Paus Fransiskus.

Pada 2015, Erdo bersekutu dengan perdana menteri nasionalis Hungaria, Viktor Orban yang menentang imbauan Fransiskus agar Gereja menerima para migran.

5. Matteo Zuppi berusia 69 tahun dari Italia

Ditunjuk sebagai Kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019.

Matteo Zuppi mempunyai citra progresif di Gereja dan diharapkan meneruskan warisan mendiang Paus Fransiskus.

Ia mempunyai kepedulian tinggi terhadap orang miskin dan terpinggirkan.

Zuppi (relatif) liberal dalam hubungan sesama jenis.

Paus Fransiskus menjadikannya utusan perdamaian Vatikan untuk Ukraina.

Saat mengunjungi Moskov,dia berkapasitas sebagai pendorong “Gerakan Kemanusiaan”.

Di sana, dia bertemu dengan Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia dan sekutu Vladimir Putin.

Ia bahkan pernah bertemu Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina.

6. Jose Tolentino Calaca de Mendoca, berusia 59 tahun dari Portugal

Talentino, salah satu penerus potensial termuda dari Paus Fransiskus.

Dia dianggap akan menutup kardinal yang lebih senior mencapai jabatan puncak di Gereja.

Kardinal Talentino ini menarik kontroversi akibat simpatinya dengan pandangan toleran terhadap hubungan sesama jenis.

Dia bersekutu dengan biarawati Benediktin feminis yang mendukung penahsiban wanita dan pro-choice.

Dalam banyak masalah, Tolentino dekat dengan Paus Fransiskus dan berpendapat bahwa Gereja harus terlibat dengan budaya modern.

7. Mario Grech, berusia 68 tahun dari Malta

Dipandang sebagai seorang tradisionalis, Grech mulai menganut pandangan yang lebih progresif setelah Paus Fransiskus terpilih pada tahun 2013.

Para pendukungnya berpendapat bahwa perubahaan menunjukkan kapasitasnya untuk tumbuh dan berkembang.

Grech telah mengkritik para pemimpin politik Eropa dalam upaya membatasi kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan menyatakan dukungan terhadap diakon perempuan.

8. Pierbattista Pizzaballa berusia 60 tahun dari Italia

Sejak 2020, Pizzaballa telah menjadi patriark Latin Yerusallem dan mengemban peran penting dalam mengadvokasi minoritas Kristen di Tanah Suci.

Setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, Pizzaballa menawarkan dirinya sebagai sandera dengan imbalan anak-anak yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Pada Mei 2024, ia mengunjungi Gaza setelah berbulan-bulan.

Diharapkan untuk menjadi penerus Paus Fransiskus di Gereja, ia telah membuat beberapa pernyataan publik tentang isu-isu kontroversial.

9. Robert Sarah berusia 79 tahun dari Guinea

Seorang kardinal Ortodoks, Robert Sarah adalah sosok yang berusaha membuat dirinya menjadi “otoritas paralel” bagi Paus Fransiskus.

Pada tahun 2020, Sarah menulis sebuah buku dengan pensiunan Paus Benediktus yang saat itu telah pensiun.

Tindakan mereka dipandang sebagai tantangan terhadap otoritas Paus Fransiskus.

Menurutnya, “ideologi gender” adalah ancaman bagi masyarakat, ia menentang fundamentalisme Islam.

Seperti Turkson, ia bisa membuat sejarah sebagai paus kulit hitam pertama setelah berabad-abad.

Siapa pun yang terpilih nanti akan menghadapi tugas besar, menjembatani perpecahan internal, merespons isu-isu global dan menjaga relevansi Gereja di dunia yang terus berubah. (Mg 3 / Christabella Celline Priastian Khiat)

Sumber: https://www.theguardian.com/world/2025/apr/21/who-next-pope-francis-potential-candidates-succeed

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved