Saat Ratusan Emak-Emak Diwisuda di Universitas Brawijaya Malang oleh Menteri Sosial Gus Ipul
Emak-emak ini merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang baru saja di graduasi.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Ratusan emak-emak akhirnya di wisuda oleh Menteri Sosial RI Syaifullah Yusuf di Universitas Brawijaya Malang (UB) pada Jumat (2/5/2025).
Wisuda yang dimaksud ini bukanlah wisuda yang dilakukan kepada mahasiswa yang telah menuntaskan kuliahnya.
Akan tetapi, emak-emak ini merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang baru saja di graduasi.
Graduasi artinya berakhirnya kepesertaan sebagai KPM Program Keluarga Harapan (PKH) baik secara alami maupun hasil pemutakhiran sosial ekonomi.
Emak-emak ini bisa dipastikan telah bebas dari garis kemiskinan.
Yang menjadi istimewanya, graduasi ini dilakukan di UB.
Menjadi yang pertama dilakukan di lingkungan kampus.
Emak-emak ini lengkap menggunakan atribut Toga, seperti layaknya mahasiswa yang sedang di wisuda.
"Senang sekali rasanya bisa mengajak mereka (emak-emak) ini di kampus,"
"Mereka jadi merasakan bagaimana rasanya berada di lingkungan kampus, seperti di wisuda," kata Gus Ipul sapaan akrabnya.
Dia menyampaikan, kalau kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Melalui sejumlah program yang sudah dirancang agar masyarakat kurang mampu ini bisa bertahap naik kelas.
"Kami ingin memastikan dulu bahwa yang graduasi ini memang benar-benar patent,"
"Patent itu artinya mereka sudah cukup kuat betul dan tidak mudah turun kelas. Ini yang kami pilih," ujarnya.
Gus Ipul juga menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat untuk menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Emak-emak yang digraduasi ini harus memenuhi sejumlah kriteria.
Dari yang sebelumnya berada di garis kemiskinan, kini mereka telah tumbuh berdaya dengan berbagai jenis usaha yang dijalankan.
Para PKM ini diberdayakan dan dibantu oleh para pendamping PKH di tingkat daerah masing-masing kota kabupaten.
"Jadi tadi sudah saya sampaikan kami semua yang digraduasi ini harus ada profilnya,"
"Mereka kerjanya apa, pendapatannya berapa, kemudian yang dibutuhkan apa, itu kami dampingi terus. Jadi tidak kita lepas," ungkapnya.
Sementara itu, Eni Suyanti warga Mojokerto mengaku sudah empat tahun ini menjadi warga penerima PKH.
Setiap tiga bulan sekali, dia mendapatkan manfaat uang dari pemerintah senilai Rp 1,2 juta yang langsung diterimanya melalui rekening.
Dia juga mendapatkan modal usaha sebesar Rp 5 juta yang digunakan untuk mengembangkan usaha jualan bakso di rumahnya.
"Senang sekali rasanya, karena saya juga mendapatkan pendampingan untuk berjualan," ucapnya.
Eni juga menyadari, kalau dirinya tak lagi lagi menerima manfaat dari PKH.
"Tidak apa-apa, dengan begini saya bisa merasakan semuanya dan lebih mandiri," tandasnya.
Rivalitas Selter Lima Calon Sekda Kabupaten Malang Disebut Berasa Pilkada, Diam-Diam Memanas |
![]() |
---|
Kebocoran Tabung Gas Picu Kebakaran Rumah di Poncokusumo Malang, Penghuni Terkena Kobaran Api |
![]() |
---|
Penjual Bambu Tiang Bendera di Kota Malang Keluhkan Sepi Pembeli Jelang Perayaan Agustusan |
![]() |
---|
Pemkab Malang Segera Bentuk Unit Layanan Disabilitas Wujud Realisasi Perda Nomor 2 Tahun 2025 |
![]() |
---|
Pria Asal Dampit Dibekuk Polres Malang Gegara Tanam Ganja di Kandang Ayam Dekat Rumahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.