Pengelolaan Sampah Surabaya

Menteri Lingkuhan Hidup Puji Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya, Anggaran Nyaris Setengah Triliun

Menteri Lingkuhan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memuji dan mengapresiasi sistem pengelolaan sampah di Kota Surabaya dilakukan secara masif.

SURYAMALANG.COM/BOBBY KOLOWAY
AJAK KOLABORASI PERUSAHAAN - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiqberkunjung ke PT Cheil Jedang (CJ), Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Rabu sore (7/5/2025). Menteri Hanif mengajak pelaku industri di Jawa Timur untuk mendukung pengelolaan sampah secara komprehensif. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto mengungkapkan, satu di antara pos kebutuhan pengelolaan sampah dibutuhkan untuk biaya (tipping fee) pengelolaan TPA Benowo. 

Melalui kerjasama dengan PT Sumber Organik (PTSO) sebagai pengelola TPA Benowo, Pemkot mengeluarkan tipping fee sebesar Rp232 ribu per ton.

Selain itu, anggaran pengelolaan sampah juga digunakan untuk pos-pos anggaran lain seperti mendukung alat angkut, pembelian BBM, alat sosialisasi, gaji pegawai dan Satgas hingga berbagai program pengelolaan sampah lainnya di tingkat kota. 

Di TPA Benowo, PTSO juga mengembangkan Infrastuktur Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Benowo, Surabaya.

"Melalui lelang, kita memilih vendor yang menggunakan teknologi bagus dengan tipping fee murah. Memang, dari awal sudah ada ketentuan pembayaran tipping fee," kata Dedik ketika dikonfirmasi di Surabaya.

Kerjasama tersebut telah berlangsung sejak 2012 dengan nilai tipping fee yang mengalami penyesuaian tiap tahunnya.

Pada awal kerjasama, tipping fee dihargai Rp191 ribu perton.

"Dari tahun 2012, sudah ada kenaikan dengan nilai inflasi dan pengaruh lainnya. Dari yang awalnya Rp191 ribu di tahun pertama hingga di tahun ke-13 menjadi Rp232 ribu perton. Penyesuaian ini akan terus dilakukan sampai di tahun ke-20. Sudah ada ketentuannya di tipping fee," kata Dedik.

Dedik juga telah menyiapkan sejumlah skema untuk mengurangi sampah mulai dari hulu.

Di antaranya, diet plastik di pasar tradisional, penambahan TPS 3R, menggelar lomba program komunitas kampung iklim (Proklim), lomba asah terampil, ECO enzim, hingga merekrut duta melalui pangeran putri dan lingkungan.

DLH juga menggandeng Kader Surabaya Hebat (KSH) untuk melakukan sosialisasi pemilahan dan pengelolaan sampah dengan target 500 RW menuju zero waste.

"Kami menargetkan dapat mengelola sampah sejak dari RW di masing-masing wilayah. Saat ini sudah ada sekitar 130 kampung dengan predikat menuju Zero Waste," kata Dedik.

Nantinya, masing-masing RW akan terintegrasi dengan bank sampah. Dengan 680 bank sampah unit ditambah 4 bank sampah induk, pengelolaan sampah bisa mencapai 20 ton perhari.

Pemkot Surabaya juga akan menggandeng sejumlah pihak swasta dalam mengelola sampah.

Di antaranya, melalui kerjasama dalam pola Refuse Derived Fuel atau RDF.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved