Kelola Sampah, Pemkot Surabaya Habiskan Anggaran Nyaris Setengah Triliun per Tahunnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto mengungkapkan, satu di antara pos kebutuhan pengelolaan sampah dibutuhkan untuk biaya

|
Pemkot Surabaya
SAMPAH - Aktivitas pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Untuk mengelola sampah, Pemkot Surabaya mengeluarkan anggaran hingga mencapai Rp 462 miliar per tahunnya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mengakui persoalan sampah masih menjadi atensi hingga saat ini.

Apalagi, produksi sampah yang tinggi juga berimplikasi pada angka kebutuhan anggaran yang juga meningkat.

Data Pemkot, jumlah produksi sampah di Surabaya mencapai 1.805,5 ton per hari.

Besarnya produksi tersebut mengakibatkan besarnya anggaran pengelolaan sampah hingga mencapai Rp 462 miliar per tahunnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto mengungkapkan, satu di antara pos kebutuhan pengelolaan sampah dibutuhkan untuk biaya (tipping fee) pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo.

Melalui kerja sama dengan PT Sumber Organik (PTSO) sebagai pengelola TPA Benowo, Pemkot mengeluarkan tipping fee sebesar Rp 232 ribu per ton atau sekitar Rp 120 miliar per tahun.

Selain untuk tipping fee, anggaran pengelolaan sampah juga digunakan untuk pos-pos anggaran lain seperti mendukung alat angkut, pembelian BBM, alat sosialisasi, gaji pegawai dan Satgas, hingga berbagai program pengelolaan sampah lainnya dari hulu hingga hilir.

Di TPA Benowo, PTSO juga mengembangkan Infrastuktur Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Benowo, Surabaya.

"Melalui lelang, kita memilih vendor yang menggunakan teknologi bagus dengan tipping fee murah. Memang, dari awal sudah ada ketentuan pembayaran tipping fee," kata Dedik ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM di Surabaya.

Kerja sama tersebut telah berlangsung sejak 2012 dengan nilai tipping fee yang mengalami penyesuaian tiap tahunnya. Pada awal kerjasama, tipping fee dihargai Rp 191 ribu per ton.

"Dari tahun 2012, sudah ada kenaikan dengan nilai inflasi dan pengaruh lainnya."

"Dari yang awalnya Rp191 ribu di tahun pertama hingga di tahun ke-13 menjadi Rp232 ribu perton."

"Penyesuaian ini akan terus dilakukan sampai di tahun ke-20. Sudah ada ketentuannya di tipping fee," kata Dedik.

Dedik juga telah menyiapkan sejumlah skema untuk mengurangi sampah mulai dari hulu.

Di antaranya, diet plastik di pasar tradisional, penambahan TPS 3R, menggelar lomba program komunitas kampung iklim (Proklim), lomba asah terampil, ECO enzim, hingga merekrut duta melalui pangeran putri dan lingkungan.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved