Ibadah haji 2025

Penjual Jamu Naik Haji, Kegigihan Mbah Diyem Asal Mojokerto Mengantarkannya Berhaji Bareng Suami

Bersama suaminya, penjual jamu keliling, mbah Diyem akan terbang ke Tanah Suci bersama Kloter 47 dari Mojokerto pada Kamis (15/5/2025) siang

Penulis: faiq nuraini | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Dokumen PPIH Embarkasi Surabaya
PENJUAL JAMU KELILING - Diyem Wiryo Rejo (65) jemaah haji Embarkasi Surabaya asal Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Penjual jamu keliling ini menabung puluhan tahun hingga bisa naik haji. 

Ditambah kesadaran orang yang kini mulai beralih ke minuman menyehatkan seperti jamu gendong dari tanaman asli.

Berapa pun hasilnya jualan, Diyem menyisihkan untuk ditabung.

Suaminya yang jualan nasi goreng juga  mendukung Diyem untuk rajin menabung.

Saat ini pendapatan dari jualan jamu itu bisa sehari sekitar Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Sebagian wajib ditabung.

Adalah saudara dan teman yang menguatkan niatnya untuk daftar haji. Uang yang terkumpul hasil menabung puluhan tahun itu cukup untuk mendaftar haji. 

"Lebih dulu saya kumpulkan sedikit demi sedikit di rumah. Begitu genap Rp 1 juta, saya baru tabugkan ke bank. Begitu seterusnya," kata Diyem.

Niat berhaji yang sudah lama itu terwujud pada 2012.

Diyem mendaftar haji tahun itu bersama suami.

Butuh waktu sekitar sepuluh tahun untuk mengumpulkan uang Rp 25 juta demi daftar haji ini. Ditambah ada tabungan suaminya.

“Namanya juga jualan, kalau waktu sepi ya tidak segitu. Penting balik modal,” ujar perempuan kelahiran Kota Solo ini.

Dia bersyukur dengan keuntungan yang diperolehnya sekarang dia dapat menabung untuk melunasi biaya haji.

Dalam hitungannya, Diyem sudah 55 tahun menjual jamu.

Hasilnya sedikit demi sedikit dia kumpulkan dan tabung. Akhirnya bisa naik haji.

"Semoga kami tetap sehat dan dimudahkan," kata Diyem. (Faiq) 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved