Pilu Imran Nekat Jual Ginjal Ratusan Juta di Kamboja, Malah Kena Tipu Saat Beli Motor Online

Pilu Imran (nama samaran) seorang WNI nekat jual ginjal ratusan di Kamboja. Beli motor online malah kena tipu.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tangkapan layar Youtube Uya KUya
KORBAN PENIPUAN - Kisah salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) Imran (nama samaran) menjadi korban perdagangan organ setelah menjual salah satu ginjalnya di Kamboja. 

SURYAMALANG.COM - Pilu Imran (nama samaran) seorang WNI nekat jual ginjal ratusan di Kamboja

Sudah menjadi korban perdagangan organ di Kamboja, kini Imran makin ngenes ketika kena tipu saat beli motor melalui online. 

Dalam tayangan Youtube Uya Kuya, Imran mengaku menjual ginjalnya seharga Rp135 juta pada tahun 2022.

Namun uang tersebut habis seketika lantaran ia menjadi korban penipuan beli motor online seharga Rp120 juta.

"Aku donor ginjal tahun 2022 di Kamboja Phnom Penh, dapat uang Rp135 juta," kata Imran dilansir Youtube Uya Kuya, Rabu (28/5/2025) mengutip Tribun Sumsel.

Imran pun mengaku hanya mengirimkan uang Rp10 juga ke orang tuanya.

"Dapat uang jual ginjal Rp135 juta, beli motor di online Rp120 juta kena tipu, Rp5 juta buat yang bantu donor jadi uangnya habis, kemarin juga dikasih ke orang tua Rp10 juta," katanya.

Uya Kuya temui WNI yang jadi korban perdagangan organ setelah menjual satu ginjalnya di Kamboja.
 KORBAN PENIPUAN - Uya Kuya temui WNI yang jadi korban perdagangan organ setelah menjual salah satu ginjalnya di Kamboja.

Baca juga: Momen Ridwan Kamil Bersimpuh di Pangkuan Ibunya yang Menangis, Kebesaran Hati Atalia Banjir Pujian

Baca juga: Bukti Tanda Tangan Jokowi Beda Jauh, Huruf J Mirip Segitiga, Klaim Ijazah Palsu Roy Suryo Benar?

Imran mengaku mengetahui kabar penjualan ginjal dari media sosial Facebook hingga membuatnya tertarik menjualkan ginjalnya.

"Aku gak sengaja lihat postingan di Facebook, jual ginjal di luar negeri, yang bantu aku jual ginjal ditangkap," terangnya.

Ia pun mengaku saat itu diarahkan oleh sesama WNA saat berada di Kamboja dan langsung di anter ke RS Militer.

"Gak sengaja dari Facebook terus lanjut WA, namanya Hanim dan Dito, saya langsung ke Kamboja, diantar langsung ke Rumah Sakit Militer," katanya.

Imran mengaku menjual ginjalnya secara sadar dengan kemauannya sendiri, meski memiliki kondisi mental yang tidak stabil. 

Proses pengambilan ginjal dilakukan tanpa prosedur medis yang jelas, bahkan ia mengaku sempat koma dua hari setelah mendonorkan ginjalnya.

"Kamu bilang pada saat itu dijual sama perusahaan padahal kamu jual ginjal sendiri," jelas Uya Kuya.

"Waktu di operasi donor ginjal sempat koma 2 hari, alhamdulillah selamat, setelah di operasi baru di transfer," kata Imran.

Merasa tak kapok rupanya pada tahun 2025, Imran kembali ke Kamboja dengan niat mencari kerja.

Namun setelah di Kamboja ia ternyata kembali ditipu.

"Tahun 2022 diajak donor, tahun 2025 Januari diajak kerja tapi setelah aku di Kamboja ternyata penipuan," katanya.

Adapun alasan Imran nekat kembali ke Kamboja karena menurutnya hanya di butuhkan paspor, sementara bekerja di Indonesia yang diperlukan ijazah.

"Kalau kerja di Indonesia yang ditanyakan ijazah, kalau di Kamboja paspor, ijazah gak dipertanyakan," tandasnya.

Tak hanya Imran, ada bebera WNI juga mengalami nasib yang sama bekerja di luar negeri.

Kini Imran dan rekannya pun akhirnya berhasil pulang kembali ke tanah air, setelah sempat terjebak bekerja di perusahaan online scam di luar negeri.

Pemulangan mereka difasilitasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bersama KBRI Phnom Penh.

Baca juga: Kenangan Terakhir Argo Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Pengemudi BMW, Baru Rayakan Ultah, Anak Yatim

Baca juga: TAMPANG Christiano Tarigan Pengemudi BWM Tabrak Mahasiswa UGM hingga Tewas,Masih Bebas Belum Ditahan

Nasib Soleh Niat Kerja ke Kamboja Cari Uang, Pulang Tinggal Nama

Nasib pilu Soleh niat kerja ke Kamboja cari uang, malah pulang ke Indonesia tinggal nama dan menyisakan duka bagi keluarga. 

Kematian Soleh di Kamboja saat niat bekerja itu janggal karena ada dugaan ia menjadi korban perdagangan orang

Pemuda asal Bekasi ini bernaam lengkap, Soleh Darmawan (24).

Soleh merupakan pemuda asal Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi pulang tinggal nama setelah bekerja di Kamboja

Diana (43), ibunda Soleh mengungkap curhatan pilu soal nasib tragis anaknya tersebut.

Sang ibu mengatakan, putranya pamit kerja di luar negeri setelah diajak rekannya bernama Seli pada 17 Februari 2025. 

"Awalnya bilang mau kerja di Thailand, kerja di hotel bikin roti, itu diajak Kak Seli sama Kak Ade katanya pacarnya Kak Ade kerja di sana namanya Reyrey," kata Diana dijumpai di kediamannya, Kamis (27/3/2025). 

Foto semasa hidup Soleh Darmawan (24).
Foto semasa hidup Soleh Darmawan (24).

Anak sulung dari tujuh bersaudara itu memiliki latar belakangan pendidikan sebagai juru masak, pengalaman kerja di dunia perhotelan juga pernah dilakoni. 

Sebagai orang tua, Diana hanya bisa mendoakan saat putranya pamit bekerja di luar negeri. Meski dalam hati dia merasa berat melepasnya. 

"Sebelum berangkat juga sempat pamit mau ketemu sama orang Yayasan (penyaluran kerja) di daerah Tanjung Priok, itu juga diantar kak Seli," ucapnya. 

Setelah segala persiapan administrasi seperti paspor dan sebagainya rampung, Soleh pun berangkat menuju negeri tujuan. 

Singkat cerita, Diana mendapat kabar melalui telepon putranya sudah tiba di Thailand.

Soleh menyampaikan pesan agar ibundanya tak perlu dengar omongan orang. 

Keberangkatan Soleh ke luar negeri memang jadi cibiran, banyak tetangga yang menganggapnya sinis dan sebagainya. 

"Telepon saya itu, udah sampai, Mak, gitu, terus bilang jangan kebanyakan pikiran, Mak. Apa, Jangan dengerin kata orang," kata Diana. 

Tiga hari setelahnya, Diana langsung mendapat kabar buruk terkait kondisi kesehatan putranya yang memburuk. 

Diana menerima sambung telepon video, sejumlah orang mengaku teman Soleh mengabarkan putranya sakit parah. 

Gambar pada telepon video hanya menyorot putranya yang sedang terkapar.

Selang sehari kemudian Soleh sudah dinyatakan meninggal dunia. 

Saat tiba di rumah duka, Diana dan keluarga baru tahu kalau Soleh selama ini bukan kerja di Thailand tetapi di Kamboja.

Informasi itu didapat setelah pihaknya berkomunikasi dengan pihak KBRI di Kamboja selama proses pemulangan.

"Saya di teleponnya malam. Pas malamnya nelfon. Besok pagi dia meninggal, terus jenazahnya baru sampai tanggal 15 Maret (2025) kemarin," terangnya mengutip Tribun Jakarta.

Diduga Korban Perdagangan Orang

Tepat pada 15 Maret 2025, jenazah Soleh tiba di Tanah Air dan langsung dibawa menuju ke rumah duka.

Sesampainya di rumah duka, Diana melihat sebuah luka serupa tusukan di pinggang putranya.

Ia menilai ada kejanggalan dalam kematian anaknya. 

Keluarga pun pasrah. Akhirnya Soleh dimakamkan pada 16 Maret 2025. Pemakaman dilakukan di samping rumahnya.

Setelah itu, Diana baru mengetahui bahwa sebetulnya putranya bekerja di Kamboja sebagai operator judi online (judol).

"Awalnya enggak tahu saya. Pas tahu-tahunya sudah meninggal, tahunya (bekerja operator) judol," imbuh dia mengutip Kompas.com.

"Ada luka di bagian ini (pinggang), jahitan," ujar ibu korban, Diana (43), saat ditemui di kediamannya di Jalan Swadaya, Kampung Dua, RT 001/RW 021, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis (27/3/2025).

Diana sempat memandikan jenazah putranya sebelum dikebumikan di samping rumahnya. Namun, ia tak kuat melihat jenazah anaknya.

"Saya nggak kuat lihatnya," katanya. Saat disemayamkan di rumah duka, Diana mengatakan ada wanita muda berinisial S yang sebelumnya sempat mengantarkan Soleh menemui seseorang dari yayasan pencari kerja di Tanjung Priok.

Namun, wanita tersebut tidak kooperatif ketika pihak keluarga menanyakan berbagai hal. "Ya begitu, susah ditanya," ungkap Diana.

Diana menjelaskan, anaknya bekerja di Kamboja berawal dari tawaran dari sebuah yayasan pencari kerja yang berkantor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pertengahan Februari 2025.

Saat itu, Soleh dijanjikan bekerja di bidang perhotelan di Thailand. Kebetulan, Soleh yang lama berkecimpung di dunia perhotelan akhirnya tertarik dengan tawaran tersebut.

Akhirnya, Soleh mendatangi kantor yayasan tersebut ditemani seorang perempuan berinisial S pada 17 Februari 2025. Saat bertemu pihak yayasan, Soleh pun bersepakat untuk bekerja di Thailand.

 Setelah mencapai kesepakatan, Soleh kembali ke kediamannya untuk meminta restu kedua orangtuanya.

Tepat pada 18 Februari 2025, Soleh akhirnya berangkat ke Thailand menggunakan pesawat kendati sempat dilarang ibunya.

Sesampainya di Thailand, Soleh menghubungi ibunya sembari mengingatkan agar tak mengkhawatirkannya. 

"Dia telepon saya pas sudah di Thailand. Dia bilang, 'Sudah sampai, Mak'. Terus (bilang) 'Jangan kebanyakan pikiran, Mak. Jangan dengerin kata orang'," ungkap Diana sembari meneteskan air mata.

Dalam kurun waktu empat hari, keduanya masih terus berkomunikasi setiap hari. Namun setelah itu, komunikasi keduanya tiba-tiba terputus.

Selama komunikasi terputus, Diana selalu mengkhawatirkan nasib putranya. Kekhawatiran tersebut akhirnya memuncak ketika ia tiba-tiba dihubungi seorang pria bernama Kevin dalam panggilan video atau video call pada 2 Maret 2025 malam.

Kala itu, Kevin mengabarkan bahwa putranya tengah berada di Kamboja. Dalam komunikasi ini, Kevin juga menanyakan riwayat kejiwaan Soleh ke Diana.

"Ya, saya ngebantah. Emang anak saya enggak ada riwayat kejiwaan, gitu," jelas Diana.

Di tengah percakapan tersebut, Diana terkejut ketika kamera video call menunjukkan Soleh tengah duduk terkulai di atas tempat tidur.

Ia pun berulangkali memanggil putranya, tetapi Soleh sama sekali tak meresponsnya. 

"Dia kan saya panggil, 'Soleh, ini Mamak'. Dia sudah enggak bisa jawab," ungkap Diana kembali meneteskan air matanya.

Setelah itu, percakapan keduanya pun berakhir. Pada 3 Maret 2025 pagi, Kevin kembali menghubunginya. Ia mengabarkan bahwa putranya telah meninggal dunia. 

 

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved