Info Malang

Beberapa Hari Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Lowokwaru Kota Malang Masih Stabil

Beberapa hari menjelang Idul Adha 2025, banyak penjual hewan kurban merasakan pendapatan yang stabil.

Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM/MG/Samuel Leonardo
JUAL HEWAN KURBAN : Persiapan Hari Raya Idul Adha Kota Malang 2025 - Pak Suber (47) ditemani bos kecil (15) tampak melayani pembeli, Senin (2/6/2025). Beberapa penjual menyetujui terdapat tren penjualan hewan kurban yang menurun sejak 2 tahun lalu, namun saat ini mereka merasa tetap stabil. 

SURYAMALANG.COM | MALANG - Beberapa hari menjelang Idul Adha 2025, banyak penjual hewan kurban merasakan pendapatan yang stabil.

Suber (47) penjual hewan kurban asal Sumawe bercerita mengenai kondisi saat ini yang dirasakan saat berjualan di daerah Lowokwaru, Kota Malang.

“Keseluruhannya 71 ekor, sekarang tinggal 40,” ungkapnya saat diwawancara SURYAMALANG.COM, Senin (2/6/2025).

Suber tampak berjualan bersama anaknya yang ia namai “bos kecil” bernama Alif (15).

Suber mengatakan anaknya lah yang akan menjadi penerus usahanya ini.

Lebih lanjut Suber mengungkap lebih enak untuk berjualan saat ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.

”Dibandingkan tahun lalu? Enak sekarang,” kata Suber.

Suber telah berjualan hewan kurban selama 20 tahun.

Suber menjual hewan kurbannya dengan kisaran harga 3 sampai 7 juta rupiah.

Hal yang sama juga dirasakan Iqbal (32), sesama penjual hewan kurban di daerah Lowokwaru. 

Iqbal mulai berjualan hewan kurban sejak 2017.

Iqbal yang berasal dari Kota Malang, saat ini telah menjual 60 persen dari total stok hewan kurban yang telah ia siapkan.

“Untuk tahun ini kurang lebih 150 ekor, saat ini mungkin sudah keluar (terjual) sekitar enam puluh persen,” jelas Iqbal saat diwawancara SURYAMALANG.COM, Senin (2/6/2025).

Terkait cara penjualan, Iqbal menjual hewan kurbannya secara online dan dengan membuka lapak.

“Kita tradisional tetap (membuka lapak), jemput bola lewat whatsapp ke rekan-rekan, dan media sosial,” kata Iqbal.

Iqbal menjelaskan kondisi pelanggan saat ini yang lebih banyak membeli langsung timbang membeli secara online.

“Untuk tahun-tahun kemarin sih kayaknya banyak yang online ya, kalau tahun ini lebih banyak yang offline aja,” jelas Iqbal.

Iqbal pula menjelaskan pendapatnya mengenai para pembeli yang cenderung memilih untuk membeli hewan kurban di lapak secara langsung.

“Mungkin karena rata-rata banyak yang pengen lihat langsung,” jelas Iqbal.

Walau penjualan lebih lancar ketika membuka lapak, Iqbal merasa harus mengimbangi dengan penjualan secara online.

Iqbal merasa persaingan pasar di media sosial cukup ramai, namun ia tidak terganggu dengan kondisinya saat ini.

“Kalau terganggu (dengan pedagang hewan kurban online) sih enggak ya, karena rezeki kan udah masing-masing,” kata Iqbal.

Iqbal berpendapat saat ini disarankan para penjual hewan kurban sudah harus memulai memasarkan dagangan secara online agar tidak ketinggalan zaman.

“Jadi ya kita memang harus ngikuti, kalau gak gitu ya bakal ketinggalan, memang harus belajar terus,” terang Iqbal.

Di sisi lain Iqbal menyetujui terdapat tren penjualan hewan kurban yang menurun sejak 2 tahun lalu, namun saat ini ia merasakan tetap stabil.

“Menurunnya sih kalau saya dengar dari teman-teman itu mulai 2 tahun lalu sampai tahun ini katanya menurun, cuman alhamdullilah kita masih bisa stabil,” jelas Iqbal.

Salah satu penjual dari Jalan Jombang Kota Malang, Bandung (64) menyutujui kondisi penjualan hewan kurban yang stabil.

Ia membuka lapaknya persis bersebelahan dengan toko kopi Tuku, Kota Malang.

Melalui pengamatan SURYAMALANG.COM, lapaknya tampak akan diisi dengan hewan kurban hingga penuh, ditandai jajaran pasak bambu yang telah terpasang   saat sedang wawancara. (Mg2/ Samuel Leonardo)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved