Sapi dari Presiden Prabowo Bakal Disembelih di Masjid Agung Sidoarjo

SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Sapi dari Presiden Indonesia Prabowo Subianto bakal disembelih di Masjid Agung Sidoarjo saat perayaan Hari Raya Idul Adha 2025.

Sapi itu beratnya 1.080 kilogram atau 1,08 ton yang dibeli dari peternak lokal bernama Achmad Prijadi di Dusun Budengan, Desa Mulyodadi, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

Menurut Prijadi, sapi milik Presiden Prabowo tersebut usianya sudah 4 tahun.

“Ini jenis sapi simmental. Usianya 4 tahun dengan berat 1 ton lebih,” ujar Prijadi, Senin (2/6/2025).

Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Sidoarjo melihat langsung kondisi sapi tersebut.

Dia berbincang dengan pemilik peternakan dan memastikan sapi dalam kondisi sehat untuk bisa dipotong saat Hari Raya Kurban.

Mimik memastikan hewan qurban yang disalurkan oleh Ketum Partai Gerindra itu dalam kondisi sehat, sudah selesai di vaksin, sehingga dipastikan terbebas dari penyakit.

"Alhamdulillah hewan qurban dari pak Presiden Prabowo sehat dan memenuhi syarat sebagai hewan qurban untuk disembelih pada saat Idul Adha tahun ini," ungkap Mimik Idayana.

Dia menegaskan bahwa seekor sapi qurban dari Prabowo Subianto ini rencana akan disembelih di Masjid Agung Sidoarjo.

Dalam kunjungannya tersebut, Wabup Mimik juga memastikan setiap hewan kurban yang masuk ke Sidoarjo sudah dilakukan pemeriksaan secara rutin. Vaksin untuk hewan ternak juga disediakan secara gratis oleh Pemkab Sidoarjo.

"Ini yang harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, supaya semua tahu kalau vaksin hewan ternak diberikan secara gratis," ungkapnya.

Petugas Pemeriksa

Dalam kesempatan yang sama, Wabup Mimik Idayana juga melakukan pelepasan secara simbolis, petugas khusus untuk memeriksa pemotongan hewan kurban di Kabupaten Sidoarjo.

Terhitung ada 200 orang tenaga kesehatan hewan yang bertugas memeriksa pemotongan hewan kurban.

Mereka terdiri dari 150 orang dari Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo dan kecamatan, 30 orang dari Universitas Airlangga dan Brawijaya, serta 20 orang dari perhimpunan dokter hewan Indonesia Jatim.