Keluhan Banjir Sampah Pantai Gemah Tulungagung Direspons Pemprov Jatim dengan Aksi Bersih-bersih
Keluhan Banjir Sampah di Pantai Gemah Tulungagung Direspons Pemprov Jatim Dengan Mengelar Bersih-bersih Pantai
Penulis: David Yohanes | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Keluhan banjir sampah di Pantai Gemah, Tulungagung, direspons Pemprov Jawa Timur dengan menggelar kegiatan beach clean up (bersih pantai), Kamis (5/6/2025).
Kegiatan ini juga melibatkan para relawan, pelajar dan lintas komunitas yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Kegiatan bersih pantai ini sekaligus bagian peringatan Hari Lingkungan Hidup 2025.
Sebelumnya pengelola Pantai Gemah mengeluh karena banjir sampah kiriman, dampak banjir bandang di Kabupaten Trenggalek.
Mereka harus membersihkan sendiri, sementara Pemkab Tulungagung dan Perhutani yang ikut menikmati uang tiket tidak mau cawe-cawe.
Menurut Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, Subarja, penanganan sampah harus dilakukan secara kolaboratif.
"Dalam ketentuan pada jarak 12 mil memang kewenangan provinsi. Tapi tidak semata demikian, harus ada kolaborasi termasuk pelaku wisata," ujarnya.
Lanjutnya, solusi persampahan harus berkelanjutan, harus ada pendampingan, monitoring serta evaluasi.
Khusus di Pantai Gemah, secara kontur memang seperti teluk yang menerima kiriman sampah dari sungai.
Apalagi di saat musim hujan, harus ada kolaborasi dan kontuinyuitas untuk membersihkan sampah.
"Pantai-pantai di sekitarnya bisa bersih, tapi di sini (Gemah) akan selalu kotor karena sampah kiriman," jelas Subarja.
Untuk pencegahan sampah masuk ke laut, bisa dilakukan upaya pencegatan dengan jaring di sungai yang bermuara di laut.
Selain itu bisa menggunakan alat berat untuk menangani sampah harian.
Untuk upaya pengadangan sampah ini bisa dilakukan dengan corporate social responsibility (CSR) atau donatur.
"Kalau mengandalkan pemerintah tidak akan cukup. Bisa melibatkan donatur dan CSR," tegasnya.
Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, mengucapkan terima kasih ke gubernur karena merespons keluhan warga di Pantai Gemah.
Menurutnya, sangat berat untuk membersihkan pantai sendirian, sementara garis pantainya lebih dari 1 km.
Sementara sampah yang membanjiri pantai merupakan sampah kiriman dari laut, bukan dari aktivitas wisata.
"Terima kasih Bunda Gubernur Khofifah, karena mengerahkan jajarannya, menegaskan bahwa kami tidak sendirian," ujarnya.
Rojikin mengatakan, sampah dari laut rutin mendapat di Pantai Gemah saat musim hujan.
Ketika terjadi banjir di Trenggalek atau Tulungagung, maka Bendungan Niyama akan dibuka sepenuhnya sehingga mengalirkan sampah-sampah dari sungai ke laut.
Karena kejadian ini rutin, pihaknya mengajukan permohonan hibah 2 alat berat, ekskavator dan bulldozer.
"Sampahnya terlalu benyak untuk dibersihkan manual. Dengan alat berat saja butuh waktu setidaknya seminggu," ungkapnya.
Jika tidak ada alat berat, Rojikin memohon hibah Rp 100 juta untuk kebutuhan pembersihan pantai.
Uang ini akan dipakai untuk sewa 2 alat berat yang dibutuhkan.
Satu kali pembersihan banjir sampah setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 50 juta.
Pengamen yang Melompat ke Sungai Jagir Surabaya Ditemukan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Ada 206 Bangunan SD Rusak di Kabupaten Malang, Proses Rehabilitasi Butuh Dana Ratusan Juta |
![]() |
---|
Mobil Makan Bergizi Gratis di Bondowoso Hilang Dicuri Maling, Pelakunya Adalah Anak Pemilik Mobil |
![]() |
---|
Pantauan Harga Beras di Kota Blitar, Kini Naik Hingga Rp 1500 per Kilogram |
![]() |
---|
Korsleting Listrik, Gudang Ban Bekas di Bandarkedungmulyo Jombang Hangus Terbakar, Kerugian 130 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.