Jalur Lama Wisata Pantai Tulungagung Dipulihkan, Proyek Jalan Ngentrong-Gambiran Dikebut

Ruas jalan yang dibangun ini bagian dari jalur wisata pantai lama, menuju Pantai Popoh, Pantai Sidem dan deretan pantai di sepanjang JLS Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
MERATAKAN TANAH - Sebuah alat berat meratakan tanah uruk untuk meninggikan Jalan Raya Ngentrong di Desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Sabtu (7/6/2025). Jalan ini bagian dari jalur lama wisata pantai di pesisir selatan yang ditinggalkan sejak beberapa tahun lalu karena rusak parah. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung kebut pengerjaan ruas jalan Ngentrong Campurdarat, sampai Gambiran Kecamatan Besuki.

Ruas jalan ini bagian dari jalur wisata pantai lama, menuju Pantai Popoh, Pantai Sidem dan deretan pantai di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung-Trenggalek.

Namun sejak beberapa tahun  terakhir jalur ini  dihindari wisatawan karena rusak parah.

Jalur wisata pun beralih di Jalan Raya Bandung-Besuki yang kondisinya relatif masih baik.

Pantauan di lapangan, alat berat tengah bekerja di Jalan Raya Ngentrong, mulai dari menggali saluran maupun memadatkan urukan.

“Di wilayah sana memang jalannya akan ditinggikan, karena selama ini terlalu rendah sehingga air ngantong,” jelas Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo.

Kawasan depan SPBU Ngentrong salah satu titik kerusakan terparah, karena jalannya cekung sehingga air tidak bisa mengalir.

Setiap kali hujan kawasan ini banjir dan jika sudah surut meninggalkan lapisan lumpur yang  sangat tebal.

Sebagai solusi, jalan ini ditinggikan sehingga konturnya miring ke saluran air yang ada di sebelah SPBU.

“Jadi kalau ada air, nanti langsung mengalir ke arah sungai, tidak lagi ngantong. Salurannya juga kami pulihkan,” sambung Dwi Hari.

Di kanan kiri jalan akan dibuat saluran air selebar 1,5 meter dan kedalaman minimal 1meter dengan sistem terbuka, agar memudahkan air masuk.

Lebar badan jalan 7 meter ditambah berem di kanan dan kiri jalan masing-masing 0,5 meter.

Pada titik yang tanahnya gerak atau daerah yang sering dilewati air dari gunung (ancar), dipakai bahan beton agar lebih tahan air.

“Jadi kami selektif, tidak semua pakai beton atau pakai aspal. Tanah gerak dan daerah rawan ancar kami gunakan beton supaya kuat,” tegas Dwi Hari.

Seluruh proyek ini akan selesai pada 15 September 2025.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved