Sampah Warga Bandulan Berbelatung Karena Tak Diangkut ke TPA, Pejabat DLH Kota Malang Turun Tangan

Sampah Warga Bandulan Berbelatung Karena Tak Diangkut ke TPA, Pejabat DLH Kota Malang Turun Tangan

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
MASALAH SAMPAH - Raymond Matondang, Sekdin DLH Kota Malang (kiri), berdialog dengan warga Bandulan Gang VI Utara I, Kota Malang, untuk mencari solusi atas sulitnya membuang sampah ke TPA, Minggu (22/6/2026). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Tumpukan sampah rumah tangga di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang yang berbau tak sedap dan sudah banyak belatung, membuat warga emosi.

Sebab, bukan tak dibuang, namun petugas sampah yang dibayar RW tak bisa membuang sampah ke TPA Supit Urang milik Pemkot Malang.

Buntutnya, Minggu (22/6/2025) pagi, warga Bandulan, di antaranya warga Gang VI Utara I, berniat akan membuang ke sembarang tempat.

Bahkan, ada yang berkelakar akan dibuang ke Balai Kota, biar ada perhatian dari Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.

Emosi warga itu sebenarnya lumrah karena selama ini mereka yang kena dampak tiap hari. Seperti bau badek yang mirip bau blotong dari TPA, yang hanya berjarak selemparan sandal dari Bandulan itu, namun tak ada kompensasi untuk dipermudah membuang sampah.

"Lihat, belatungnya sudah merambat ke tembok rumah warga karena sudah dua minggu tumpukan sampah ini tak bisa dibuang ke TPA," tutur Hadi Suparno, ketua RT 07 RW 06, Kelurahan Bandulan.

Begitu juga Ny Ira, ibu muda dengan dua anak itu juga mengeluh karena bau badek dari tumpukan sampah itu sampai masuk ke dapur hingga tiap hari pintu rumahnya tertutup rapat.

"Kalau saya buka pintu rumah, sekeluarga mual dan pusing," tutur Ira, yang jarak pintu rumahnya dengan tumpukan sampah itu sangat dekat.

Karena merasa tak ada solusi, warga membikin video tumpukan sampah yang sudah berbelatung itu.

Video yang bikin bulu kuduk bergidik itu tersebar ke grup-grup WA, hingga sampai ke Wali Kota Wahyu Hidayat.

Hanya hitungan 30 menit atau sekitar pukul 09.30 WIB, pihak Dinas Lingkungan Hdup (DLH) panik karena tersiar kabar jika warga akan membuang sampah ke Balai Kota.

Bersamaan itu, Raymon H Matondang, Sekretaris DLH Kota Malang bersama rombongan petugas sampah tiba di Bandulan Gang VI Utara I, sambil membawa truk sampah.

Akhirnya, terjadi dialog dengan warga, di antaranya, Abah Cholik, Abah Numik, dan Lolok, tokoh masyarakat setempat.

"Pak Raymon, meski kami ini kena dampak bau dari TPA namun kami buang sampah itu tak gratis. Namun, kami bayar Rp 75 ribu per gerobak."

"Itu pun, masih dipersulit dari pihak TPA. Buktinya, kami sudah dua minggu tak bisa membuang sampah, lalu solusinya gimana," terang Abah Cholik, dengan nada meninggi.

Mendengar penuturan itu, Raymond yang baru sebulan jadi Sekdin DLH terlihat seperti terperangah.

Sepertinya, ia kaget jika ada pungutan seperti itu. Namun, Raymond cukup cerdik, dengan menawarkan tiga solusi, di antaranya, warga diminta menyiapkan tempat pembuangan sampah sementara, seperti kontainer, atau dipihak-ketigakan.

Namun, semua tawaran Raymond ditolak warga karena dianggap ribet. Warga minta yang sederhana meski harus bayar, asal bisa buang sampah setiap hari bukan dua minggu sekali.

"Begini bapak-bapak, kami diperintah Pak Wali Kota untuk menyelesaikan sampah di Bandulan hari ini juga. Kalau nggak terselesaikan, kami nggak akan balik."

"Gimana, kalau kami beri kartu khusus agar bisa buang sampah seperti yang diminta bapak-bapak. Jika, oke, besok (Senin, 23/6/2025), kartunya diambil ke kantor ya (DLH)," tutur Raymond, yang bikin warga langsung menerimanya sembari truk sampah DLH mengangkut sampah yang menumpuk di setiap RT di Bandulan.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved