Universitas Brawijaya Gelar Pelatihan Penguatan Digital untuk Disabilitas Tunanetra di Lamongan

Universitas Brawijaya Gelar Pelatihan Penguatan Digital untuk Disabilitas Tunanetra di Lamongan

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Hanif Manshuri
PELATIHAN DIGITIAL - Universitas Brawijaya (UB) Malang memberikan pelatihan penguatan digital bagi disabilitas tunanetra di Lamongan, Minggu (22/6/2025). 

SURYAMALANG.COM, LAMONGAN - Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Lamongan bersama Universitas Brawijaya (UB) Malang melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menggelar pelatihan penguatan digital untuk disabilitas.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung BLK Lamongan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan digital para peserta, khususnya dalam memanfaatkan teknologi yang ada, Minggu (22/6/2025).

Ketua panitia, Fitri Rizky Barokah, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah agar teman-teman tunanetra dapat lebih memanfaatkan fitur-fitur teknologi, seperti aplikasi pembaca layar, untuk bersaing di dunia pendidikan dan kerja.

“Alhamdulillah, teman-teman sangat antusias sekali menyambut acara ini."

"Bahkan, ketika kuota sudah penuh, masih ada yang berminat untuk bergabung,” ungkap Fitri kepada SURYAMALANG.COM.

Dalam pelatihan ini, peserta belajar tentang teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu mereka membaca layar dan mendeskripsikan gambar. Sebanyak 32 peserta dari Lamongan mengikuti pelatihan ini.

“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi teman-teman tunatetra.” harap Rizky.

Dosen FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rahmat, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat dalam Tridharma Perguruan Tinggi.

“Kami bekerjasama dengan DPC Pertuni Lamongan untuk mengadakan pelatihan digital skill."

"Hal ini sangat penting karena perkembangan teknologi informasi sangat pesat, dan teman-teman harus terus memperbarui kemampuan mereka,” katanya.

Rahmat juga mengakui adanya beberapa kesulitan dalam pelaksanaan pelatihan, terutama terkait jumlah relawan yang terbatas.

“Kesulitan mungkin karena mitra bakti atau volunteer-nya sedikit, sehingga mobilitas dan lain-lain menjadi tantangan,” tambahnya.

Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan berbagai fitur dalam aplikasi pembaca layar (screen reader), khususnya untuk mendeskripsikan gambar, stiker, dan video.

“Sebenarnya, fitur-fitur ini sudah ada, tetapi banyak yang belum tahu cara menggunakannya. Pelatihan ini penting untuk mengeksplorasi fitur-fitur yang ada di Android, iPhone, dan platform lainnya,” jelas Rahmat.

Salah satu peserta, Fera, mengungkapkan bahwa ia tidak mengalami kesulitan dengan screen reader terbaru.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved