Perwira TNI AL Dikeroyok

Mega Perwira Donowati Kepala Terminal Arjosari Bakal Data Ulang Jupang, Buntut Pengeroyokan TNI AL

Langkah yang pasti akan dilaksanakan oleh pihak Terminal Arjosari Kota Malang usai insiden pengeroyokan Perwira TNI AL beberapa waktu yang lalu.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
kompas.com/Nugraha Perdana dan Instagram
TERMINAL ARJOSARI - Potret Mega Perwira Donowati Kepala Terminal Arjosari. Pihak terminala kan data ulang jupang dan mandor bus usai pengeroyokan perwira TNI AL. 

SURYAMALANG.COM - Langkah yang pasti akan dilaksanakan oleh pihak Terminal Arjosari Kota Malang usai insiden pengeroyokan Perwira TNI AL beberapa waktu yang lalu.

Kini, Kepala Terminal Arjosari Mega Perwira Donowati menyatakan jika akan dilakukan pendataan ulang untuk juru panggil penumpang (jupang) dan mandor bus yang beroperasi di terminal.

Ini dilakukan sebagai respons atas insiden pengeroyokan terhadap Letda Laut (PM) Abu Yamin, seorang perwira Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). 

Kebijakan ini juga merupakan tanggapan terhadap aksi damai warga yang menolak praktik premanisme. 

Dari informasi yang diperoleh, pelaku pengeroyokan diduga merupakan jupang dan mandor, di mana tiga di antaranya telah diamankan pihak kepolisian. 

Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, menegaskan bahwa pendataan ulang ini merupakan langkah konkret memberantas praktik premanisme di dalam terminal.

"Kami akan mendata terkait data mandor dan jupang. Apabila didapati ada yang tidak resmi dari perusahaan, maka akan kami usir keluar. Tidak kami izinkan berada di dalam terminal," ujar Mega usai pertemuan dengan perwakilan warga, Selasa (1/7/2025).

Jupang adalah individu yang bekerja untuk mencari penumpang bus. 

Biasanya, jupang ini ada yang resmi di bawah naungan perusahaan otobus, namun ada juga yang beroperasi secara liar. 

Untuk memastikan ketertiban, Mega akan mewajibkan seluruh jupang dan mandor resmi mengenakan rompi sebagai identitas, yang dilengkapi dengan identitas dari masing-masing perusahaan otobus. 

Baca juga: Niat Letda Abu Yamin Belikan Cucu Es Krim Kandas, Kini Masuk RS Usai Dikeroyok di Terminal Arjosari

"Rompi ini sebagai identitas bahwa mereka memang resmi dari perusahaan, jadi bukan jupang liar atau yang hanya mengaku-ngaku saja," ujarnya mengutip Kompas.com.

Pihak terminal juga berencana melakukan pemeriksaan rutin di lapangan untuk mencegah pihak-pihak yang mengatasnamakan jupang dan mandor. 

Kesepakatan antara pihak terminal dan warga dituangkan dalam tujuh poin, termasuk komitmen bersama untuk menolak segala bentuk premanisme di dalam maupun di sekitar terminal. 

Sinergi antara warga dan pihak berwenang akan diperkuat melalui grup komunikasi yang melibatkan Polsek dan Koramil, untuk memastikan penanganan cepat jika terjadi insiden.

"Kami meminta support system dari warga. Jika ada laporan atau keluhan, akan langsung kami tindaklanjuti," tambah Mega. 

Mega juga meluruskan informasi mengenai zona merah bagi ojek online (ojol), menegaskan bahwa larangan menaikkan penumpang bagi ojol hanya berlaku di depan pintu masuk dan keluar terminal serta di seberang jalan, bukan di sepanjang Jalan Raden Intan.

Langkah tegas dari pihak terminal disambut baik warga sekitar yang dikoordinasikan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Arjosari. 

Sebelumnya, warga menggelar aksi damai sebagai bentuk dukungan moral dan penolakan terhadap aksi anarkis di terminal. Koordinator LPMK Arjosari, Ali Said, memastikan bahwa pelaku pengeroyokan bukanlah warga Arjosari.

"Aksi damai ini menunjukkan bahwa kami, warga Arjosari, menyesalkan kejadian premanisme. Saya pastikan pelaku bukan warga Arjosari, karena warga kami cinta damai," ungkap Ali.

PENGEROYOKAN - 3 preman Terminal Arjosari yang lakukan pengeroyokan kepada Letda Abu Yamin saat ini sudah ditahan di Polda Jatim.
PENGEROYOKAN - 3 preman Terminal Arjosari yang lakukan pengeroyokan kepada Letda Abu Yamin saat ini sudah ditahan di Polda Jatim. (SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA)

Baca juga: Kondisi Letda Abu Yamin Usai Operasi Wajah dan Patah Tulang, Dikeroyok 15 Preman Terminal Arjosari

Nota kesepakatan bersama warga Arjosari dan Terminal Tipe A Arjosari Malang yakni:

1. Pengelola Terminal Tipe A Arjosari Malang sangat setuju terkait dengan tuntutan warga Arjosari untuk menghapus premanisme di dalam terminal maupun sekitar terminal. 

2. Pengelola Terminal sudah memiliki rancana membuat Terminal Tipe A Arjosari menjadi terminal wisata dengan melibatkan UMKM dari warga Arjosari di terminal wisata tersebut dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan ke depannya. 

3. Pengelola terminal akan membuat grup WA yang berisi ketua RW, ketua LPMK, serta lurah nanti bila ada kegiatan di Terminal Arjosari akan di share di grup tersebut. 

4. Zona merah untuk ojol hanya di depan terminal (pintu masuk dan pintu keluar bus Terminal Tipe A Arjosari, serta diseberang Jalan depan Terminal Arjosari). 

5. Menjadwal pertemuan dengan Dishub Kota Malang bersama dengan warga. 

6. Menjadwal pertemuan dengan pihak perwakilan PO dan perwakilan warga Arjosari untuk dilibatkan dalam pertemuan tersebut. 

7. Mengadakan kegiatan keagamaan bersama warga Arjosari untuk merekatkan tali silaturahmmi di Terminal Tipe A Arjosari Malang.

3 Preman Ditahan di Polda Jatim

Polresta Malang Kota membenarkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan tiga orang pelaku yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan terhadap seorang perwira Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), Letda Laut (PM) Abu Yamin.

Untuk keamanan, ketiga pelaku ditahan di markas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). 

Pihak kepolisian kini tengah melakukan pengembangan penyelidikan yang mengarah pada pelaku lain. 

"Iya, tiga pelaku yang saat ini sudah kita amankan dan kita mintai keterangan," ujar Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto pada Selasa (1/7/2025).

Menurut Ipda Yudi, insiden yang terjadi di Terminal Arjosari, Malang, tersebut berawal dari cekcok mulut.

Akibat pengeroyokan itu, Letda Abu Yamin mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

"Kondisi korban (kini) makin membaik," katanya. 

Penyelidikan intensif terus dilakukan berdasarkan keterangan dari ketiga tersangka yang telah ditahan.

"Hasil pemeriksaan ketiganya masih kami laksanakan penyelidikan pengembangan. Semoga saja, kami mohon doanya, pengembangan tersebut bisa terungkap dan selanjutnya bisa kami rilis lengkapnya di Polresta Malang Kota," ungkapnya. 

Untuk alasan keamanan, ketiga pelaku sempat diamankan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).

Ipda Yudi membenarkan informasi yang sebelumnya telah disampaikan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri melalui media sosial X. 

"Untuk keamanan saja, nanti kita pindahkan, kita tarik kembali mungkin kita langsung titipkan ke lapas," jelasnya.

Hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut tuntas kasus ini.

"Dari saksi-saksi sudah kita laksanakan, kita mintai keterangan. Ada saksi korban, saksi pelapor, satu orang lagi, total tiga orang," katanya. 

Polresta Malang Kota memastikan akan memeriksa siapa pun yang melihat atau mengetahui kejadian tersebut untuk membuat terang perkara. "Semua saksi yang mengetahui, yang melihat, pasti akan kita laksanakan mintai keterangan," pungkasnya.

(SURYAMALANG.COM/KOMPAS.COM)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved