Cacing Tanah Merah dari Malang Dibudidayakan di Lereng Gunung Wilis Madiun, Peternak dapat Cuan Gede
Cacing Tanah Merah dari Malang Dibubidayakan di Lereng Gunung Wilis Madiun, Peternak dapat Cuan Gede
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MADIUN - Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Madiun bukan hanya menghadirkan potensi berbagai jenis tanaman.
Tapi juga dapat menghasilkan budidaya hewan untuk sektor pertanian. Salah satunya cacing tanah merah.
Tanpa ada rasa jijik atau geli, para peternak cacing tanah merah atau Lumbricus Rubellus, meraup segenggam tanah sepetak demi sepetak.
Meski masih baru merintis, usaha kecil yang dimulai dari rasa penasaran ini, ternyata bisa mendatangkan hasil besar.
Hal itu dialami oleh Aji Mahmud (32).
Warga Desa/Desa Bolo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, kini sukses beternak cacing tanah merah di lereng Pegunungan Wilis.
Awalnya, Aji hanya tertarik karena melihat rekannya di daerah lain membudidayakan cacing, meski dengan jenis berbeda.
“Melihat potensi lingkungan di desa saya, akhirnya mencoba memberanikan diri."
"Saya cari jenis yang sesuai dengan kondisi di sini."
"Karena belum ada yang coba, saya mulai duluan,” ujar Aji kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (3/7/2025).
Aji mengungkapkan, usaha tersebut dimulai pada Mei 2025.
Bibit cacing ia datangkan dari Malang dan ditebar di lahan yang telah dipersiapkan.
Bermodal 20 Kilogram bibit, kini ia mampu memanen lebih dari satu ton dalam waktu kurang dari setahun.
Menurut Aji, perawatan cacing relatif mudah.
Media tanam cukup diratakan dan diberi Blotong Tebu sebagai pakan utama.
“Saat musim kemarau, penyiraman dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore."
"Kalau hujan ya tinggal kasih makan. Tidak repot sebenarnya,” kata Aji sambil tersenyum.
Cacing hasil ternaknya memiliki banyak peminat, mulai dari pengepul lokal hingga pembeli eceran.
Umumnya digunakan sebagai pakan burung, umpan memancing, atau bahan pengobatan herbal.
“Harga jualnya pun variatif, dari Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per kilogram untuk pembelian besar."
"Sedangkan untuk eceran, bisa mencapai Rp 40.000 per kilogram,” beber Aji yang juga sebagai sopir di Pabrik Gula Rejoagung.
Dalam hitungan beberapa bulan, populasi cacing bisa berkembang pesat.
Ketika jumlahnya terlalu padat, Aji segera memindahkan sebagian ke media baru agar proses pertumbuhan tetap maksimal.
“Tanpa perlu modal besar dan teknik rumit, usaha ini kini menjadi sumber penghasilan utama bagi Aji,” pungkasnya.
Angin Kencang Terjang Desa Besowo Kabupaten Kediri, 46 Rumah Warga Rusak Kena Dampak |
![]() |
---|
Dinas Pendidikan Surabaya Pantau Penyaluran Makan Bergizi Gratis Lewat Aplikasi |
![]() |
---|
Viral Maling Menggasak Uang Rp 50 Juta dari Jok Motor di Sampang Madura, Aksi Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Merajut Hangatnya Pertemuan dengan Secangkir Kopi Rp 500 di Jombang, Harganya Melawan Hukum Dagang |
![]() |
---|
Teaterikal Perobekan Bendera Belanda di Surabaya Libatkan Wali Kota Eri Cahyadi dan Ratusan Pemeran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.