Fatwa Haram Sound Horeg

Fatwa Haram Sound Horeq Bahtsul Masail Pesantren Pasuruan, Owner Blizzard Audio: Order Tetap Aman

Para owner atau pengusaha sound horeg di Kabupaten Malang tetap tenang menanggapi fatwa haram sound horeg itu, mengaku aman, tak ada dampak orderan

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
HOREG - David, owner sound horeg Blizzard Audio, yang beralamatkan di Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang, Kamis (3/7/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG  - Keberadaan sound horeg masih jadi kontroversial, ada yang menentang dan ada juga yang suka.

Yang tak suka karena dianggap suaranya mengganggu, sedang yang suka karena merasa terhibur, dengan suara gelegar soundnya itu membuat sebauh acara jadi lebih meriah.

Baca juga: Pegiat Sound Horeg Kabupaten Malang Bergolak, Sebut Keputusan Fatwa Haram Hanya Sepihak

Namun, tak terduga, Terbaru, hasil Bahtsul Masail pesantren di Kabupaten Pasuruan, mengharamkan sound horeg.

Fatwa haram sound horeg itu akhirnya viral di media sosial. 

Para owner atau pengusaha sound horeg di Kabupaten Malang tetap tenang menanggapi fatwa haram sound horeg itu. 

Bahkan, sejumlah pengusaha audio itu mengaku aman atau tak ada dampak pada ordernya.

"Iya, kami sudah mendengar kok. Jika ditanya apa dampaknya terhadap order kami, tak ada dampak. Buktinya, order sound horeg juga masih ramai, termasuk di Pasuruan, sendiri," tutur David, bos sound horeg Blizzard Audio, yang beralamatkan di Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang, Kamis (3/7/2025).

Bahkan, ia mengaku ordernya sendiri menjelang musim orang punya hajat, dan puncaknya pada acara karnaval 17 Agustus nanti tetap ramai.

Ia menyebut mulai Juli sampai September nanti terhitung ada sekitar 100 job yang diterimanya.

Ada yang sekali event itu ordernya 12 Sap sound system atau satu truk.

Orderan semacam itu biaya sewanya antara Rp 25 juta sampai Rp 30 juta karena tergantung kelengkapan lainnya. 

"Aman, dan tak ada yang dibatalkan. Sekitar100 job atau order itu bukan cuma event di Malang saja, namun juga di luar kota, seperti Pasuruan, Lumajang," ungkap David, yang mengaku sudah lama jadi pengusaha sound itu.

Saat ini, ia mengaku punya 31 Sap atau jika dikeluarkan semua, itu sekitar satu trailer atau 2 truk.

Namun, untuk kegiatan seperti puncak karnaval 17 Agustus, biasnya cukup 12 Sap atau satu truk. 

"Nanti, puncak di event tahunan, yakni Pesona Gondanglegi (peringatan hari jadi Kecamatan Gondanglegi, yang dimeriahkan berbagai acara). Bahkan, bisa dibilang karnaval terbesar di Malang Raya," ungkapnya.

Bukan cuma David, namun pengusaha sound horeg lainnya juga mengaku tak ada dampak atas jobnya itu.

Semua jobnya aman dan tak ada yang dicancel, di antaranya karnaval di Malang Raya, khususnya di Kabupaten Malang.

" Job saya tetap kok, seperti di Kecamatan Dampit, Gondamglegi, dll," tutur pengusaha sound horeg yang punya 12 Sap namun enggan disebutkan namanya.(fiq)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved