berita vira

Guide Ali Tak Terima Disalahkan atas Kematian Juliana Marins, Ada Bukti Dia Turun Jurang Mau Tolong

Beginilah respon guide Ali tak terima disalahkan atas kematian Juliana Marins (26) yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani. Ada bukti ia mau tolong.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolase Instagram
GUIDE ALI - Potret Guide Ali bersama rombongan Juliana Marins saat memasuki pendakian Gunung Rinjani (KIRI). Potret Ali berusaha menolong Juliana yang jatuh ke jurang (KANAN). Kini, Ali geram banyak yang menyalahkan dirinya atas kematian Juliana Marins. 

SURYAMALANG.COM - Beginilah respon guide Ali tak terima disalahkan atas kematian Juliana Marins (26) yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani

Saat kejadian, ada bukti Ali berusaha turun ke jurang untuk menyelamatkan turis asal Brasil Juliana Marins.

Namun, keterbatasan alat dan pengalaman serta dalamnya Juliana Marins terjatuh di jurang Gunung Rinjani membuat Ali mau tak mau harus menunggu pertolongan tim SAR.

Saat ini, banyak yang memojokkan guide Ali sebagai sosok yang disalahkan atas kematian Juliana Marins

Ali Musthofa guide alias pemandu Juliana Marins saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, NTB, menjadi sasaran kemarahan warganet.

Ali geram lantaran merasa dipojokkan dalam kasus ini.

Dia menuding, orang-orang yang menuduhnya tidak mengetahui kronologi sebenarnya.

“Banyak yang gak tahu kronologinya dan asal angkat bicara."

"Saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya," katanya, dikutip dari TribunLombok.com, Sabtu (5/7/2025).

Ali membeberkan kronologi awal pertama kali bertemu Juliana Marins hingga berujung insiden tragis.

Semua bermula ketika Ali menjemput Juliana Marins beserta rombongan lainnya pada Kamis (19/6/2025) malam.

Total ada 6 orang termasuk korban yang berencana melakukan pendakian.

“Kita jemput di penginapan," jelasnya singat.

Baca juga: Akhir Hayat Reynanda Calon Jaksa Tewas Hanyut di Sungai, Kejar Kades Korupsi Dana Desa Rp 467 Juta

Ali melanjutkan, satu hari sebelum pendakian, dirinya sudah memberikan briefing kepada rombongan Juliana Marins.

Mereka diberi pengetahuan terkait rute hingga medan di Gunung Rinjani.

Ali juga memastikan, Juliana Marins dalam kondisi sehat sebelum mendaki.

Korban sudah menjalani medical cek up.

Singat cerita, pendakian dimulai pada Jumat (20/6/2025) pukul 07.00 Wita.

Rombongan berangkat dari penginapan menuju pos registrasi di Resort Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB.

Ali mengaku perjalanan dari Jumat pagi hingga Sabtu berjalan sebagaimana mestinya.

Kejadian nahas terjadi ketika rombongan dalam perjalan menuju puncak Gunung Rinjani.

Lokasi persisnya di kawasan Cemara Nunggal.

Juliana Marins yang posisinya paling belakang tiba-tiba menghilang.

Ia baru menyadari korban jatuh lewat sorotan senter yang dibawa korban.

“Kejadiannya pada sabtu pagi, saya taruh tas dan mencari dia dan lihat posisi senter di tebing,” aku Ali.

Juliana Marins diketahui terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter.

Posisinya sempat terekam drone milik pendaki lain.

Juliana Marins ketika itu masih bisa bergerak dan berteriak minta tolong.

Sayangnya takdir berkata lain, ia dinyatakan meninggal dunia.

Jenazah Juliana Marins berhasil divakuasi petugas Rabu (25/6/2025) malam, yang kini telah diterbangkan ke negara asalnya.

Sempat Berusaha Selamatkan Juliana Marins

 PENGAKUAN TOUR GUIDE : Juliana Maris pendaki asal Brasil jatuh ke jurang di Gunung Rinjani ditemukan sudah meninggal dunia. (Instagram/Kolase)
 PENGAKUAN TOUR GUIDE : Juliana Maris pendaki asal Brasil jatuh ke jurang di Gunung Rinjani ditemukan sudah meninggal dunia. (Instagram/Kolase) ()

Juliana Marins dilaporkan jatuh ke jurang Cemara Nunggal, salah satu jalur menuju puncak Gunung Rinjani, pada Sabtu (21/6/2025).

Ia saat itu mendaki bersama enam orang rombongan dan didampingi satu guide serta sekitar dua hingga tiga porter.

Rupanya Ali Musthofa tak tinggal diam saat Juliana Marins pertama kali jatuh ke jurang.

Bahkan Ali Musthofa sempat turun ke jurang untuk mencoba membantu Juliana.

Ia bahkan jadi orang pertama yang turun ke jurang untuk mengevakuasi Juliana.

Namun karena peralatan yang ia gunakan saat itu hanya seadanya, Ali Musthofa pun tidak bisa menjangkau Juliana.

Video Ali terjun ke jurang diposting olah akun Instagram @rinjani_man, Kamis (4/7/2025).

Tampak pada video itu Ali Musthofa memakai baju hitam lengan pendek, celana panjang, dan helm berwarna merah.

Ali terlihat menuruni tebing dengan perlahan menggunakan tali.

Baca juga: Mengenal Sosok Wanita M Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi yang Ditahan, Cari Uang untuk Keluarga

Di atas punggungan gunung, beberapa orang tampak membantu memegangi tali yang dipakai oleh Ali secara manual.

Terdengar suara beberapa orang itu mengarahkan Ali saat terjun ke jurang.

"Slowly, slowly (pelan-pelan)," kata seseorang di atas.

Kemudian ada juga yang menyarankan Ali mengambil jalur yang aman.

"Kanan, Li," ucapnya.

Ali pun turun turun perlahan ke jurang sedalam 200 meter itu.

Pada video terlihat cuaca di TKP sudah mulai berkabut.

Bahkan pemandangan yang sebelumnya indah sudah tertutup kabut tebal.

Menurut keterangan video, Ali hanya bisa terjun sampai kedalaman 100.

Sementara Juliana Marins jatuh di kedalaman 200 meter.

Meski talinya 200 meter, namun karena Ali tidak punya pengalaman dalam melakukan penyelamatan, akhirnya ia memutuskan untuk naik kembali.

Ia pun hanya bisa menunggu Tim SAR datang ke TKP.

"Ali Mustofa guide nya Juliana yg pertama kali turun mau evakuasi juliana walau tali 200m tapi cumaberani turun100m karna tdk mempuyai pengalaman dlm hal ini n pengaman yg memadai takut terjadi hal2 yg tdk baik dia memutuskn naik kembali," tulis akun tersebut.

Anggota Tim SAR yang mengevakuasi jasad Juliana, Syamsul Padhli mengaku sempat bertemu dengan Ali saat tiba di TKP.

Ia tiba di TKP sekitar pukul 18.30 WIT dan langsung turun ke jurang sedalam 200 meter.

"Ketemu sama guide-nya di sana (TKP)," kata Syamsul.

Menurut penuturan Ali ke Syamsul, saat kejadian Ali hendak menyusul tamunya yang jalan duluan di depan.

Smenetara itu Juliana sedang istirahat di TKP karena kelelahan.

"Baru sekitar 20 meter jalan, nengok panggil belakang sudah nggak ada. Dia jalan berdua sama guide, yang 5 sudah jalan duluan. Jalan lah duluan Juliana, jalan duluan baru 20 meter, sudah gak ada," ucap Saymsul.

Baca juga: 2 Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi Ternyata Eks Kasat, Tapi Malah Tak Ditahan Oleh Polisi

Berujung berurusan dengan polisi

Buntut tewasnya Juliana Marins, membuat Ali harus berurusan dengan polisi.

Ia dipanggil Polres Lombok Timur guna dimintai keterangan.

Belum bisa memastikan akankah ada tersangka dalam kasus ini.

“Masih dalam tahap pemeriksaan untuk mengumpulkan keterangan saksi,” ucap Kapolres Lombok Timur, AKBP I Komang Sarjana, dikutip dari TribunLombok.com.

Selain Ali, ada warga negara asing turut dimintai keterangan.

AKBP Komang juga membuka peluang akan memanggil pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).

“Masih dalami dulu kita liat pemeriksaan awal dari porter guide dan warga negara asing, kalau ada keterangan mengarah kita akan dalami,” tandasnya.

Ali kena blacklist sementara waktu

Pemandu atau guide yang mengantar pendaki asal Brasil, Juliana Marins, ke Gunung Rinjani terkena blacklist untuk sementara waktu.

Jadi, untuk sementara, pemandu wisata itu tidak diperkenankan mengantar pendaki ke puncak tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.

Guide itu masuk daftar hitam setelah Juliana yang jatuh di jurang Cemara Nunggal Gunung Rinjani.

"Iya, kalau blacklist untuk sementara sambil proses berjalan," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman, setelah menghadiri acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB, Kamis (3/7/2025), dilansir Kompas.com.

Yarman mengatakan pihaknya belum memutuskan berapa lama sanksi blacklist pada guide tersebut diberlakukan.

Saat ini diketahui ada sebanyak 661 guide yang ada di Rinjani dan baru 50 persen yang memiliki lisensi.

Yarman belum bisa memastikan apakah pemandu Juliana itu memiliki lisensi, jadi dia akan mengeceknya terlebih dahulu.

"Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi," kata Yarman.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved