Orang Tua Enggan Melepas Anaknya ke Asrama Jadi Penyebab Sekolah Rakyat di Sumenep Sepi Peminat

Orang Tua Enggan Melepas Anaknya ke Asrama Jadi Penyebab Sekolah Rakyat di Sumenep Sepi Peminat

Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Purwanto
ILUSTRASI - Siswa mengikuti upacara pada hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 6 Kota Malang, Selasa (15/7/2025). 

Laporan Ali Hafidz Syahbana

SURYAMALANG.COM, SUMENEP - Program Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Sumenep, Madura direncanakan mulai dibuka pada Agustus 2025.

Namun, hingga saat ini masih sepi peminatnya dan bahkan belum ada satu pun siswa yang bersedia mengikuti sistem pendidikan berasrama tersebut.

Ketua Koordinator Kabupaten (Korkab) Program Keluarga Harapan (PKH) Sumenep, Hairullah, menyampaikan bahwa program ini diakui masih penuh tantangan dan terutama dalam hal jumlah peserta.

Bahkan lanjutnya, tantangan terbesar muncul ketika mencari anak-anak SD yang bersedia tinggal di asrama.

Ternyata banyak orang tua merasa berat melepaskan anaknya, terutama yang masih kecil untuk diasramakan.

"Dan salah satu penyebabnya adalah waktu persiapan yang terlalu singkat dan mepet."

"Saat ini ada yang sudah sekolah di sekolah terdekat, ada juga yang belum memutuskan atau masih mempertimbangkan," kata Hairullah kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (15/7/2025).

Hairullah mengaku, pendamping PKH sudah turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi anak-anak usia sekolah yang masuk kriteria calon siswa sekolah rakyat.

Tercatat ada 18.370 anak, tapi lanjutnya belum ada satupun yang mendaftar sebagai siswa di sekolah rakyat.

Anak-anak yang memenuhi kriteria sebagai siswa di sekolah rakyat adalah anak usia sekolah yang masuk dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) kategori desil satu dan dua.

Desil satu merupakan kategori keluarga sangat miskin dengan pengeluaran per kapita/bulan sebesar Rp 500.000.

Sedangkan Desil dua merupakan kategori keluarga miskin dengan pengeluaran per kapita/bulan ± Rp 600.000 - Rp 700.000.

Bahkan, untuk mengefektifkan penjaringan calon siswa di SR, saat ini Pemkab Sumenep sudah meminta seluruh camat, dan kepala desa, termasuk penyuluh agama di bawah Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep di 27 kecamatan juga dilibatkan dalam menyisir anak-anak sesuai data desil satu dan dua dari DTSEN.

Untuk diketahui, sekolah rakyat Sumenep akan menempati gedung Sarana Kegiatan Diklat (SKD) di Kecamatan Batuan, itu sebelum gedung permanen SR yang ada di Desa Patean selesai dibangun.

Di Desa Patean itu, pemerintah sudah menyiapkan lahan 10 hektar untuk gedung SR lengkap dengan asramanya.

Rencananya, untuk sekolah rakyat di Sumenep akan dibuka dengan dua jenjang pendidikan yakni SD dan SMP masing-masing 50 siswa.

Dengan demikian akan dijaring sebanyak 100 siswa di Sekolah Rakyat Sumenep

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved