Waspada Penyakit Musiman
Waspada Demam Berdarah yang Kian Meningkat, Ini Langkah yang Dilakukan Puskesmas Janti Kota Malang
Waspada Demam Berdarah yang Kian Meningkat, Ini Langkah yang Dilakukan Puskesmas Janti Kota Malang
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Kasus Demam Berdarah (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Janti Kecamatan Sukun, Kota Malang, mengalami peningkatan.
Faktor kebersihan lingkungan yang masih kerap diabaikan menjadi penyebab, sehingga penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegyepti ini masih terjadi
Pengelola Program DBD Puskesmas Janti, Reny Meita S Kep Ns mengatakan, angka kasus demam berdarah meningkat cukup signifikan.
Dan sebagai informasi, wilayah kerja Puskesmas Janti meliputi Kelurahan Bandungrejosari, Kelurahan Sukun, dan Kelurahan Tanjungrejo.
"Di tahun 2024 lalu, DBD di wilayah kerja Puskesmas Janti ada 98 kasus."
"Namun di tahun 2025 sampai dengan bulan Juli ini, ada sebanyak 111 kasus," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (30/7/2025).
Ia menjelaskan, bahwa Kelurahan Bandungrejosari menjadi penyumbang kasus DBD terbanyak. Disusul Kelurahan Tanjungrejo lalu Kelurahan Sukun.
Baca juga: Inilah Daftar 5 Desa/Kelurahan di Kota Batu dengan Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Tertinggi
"Dalam kasus DBD, didominasi oleh anak-anak. Selain karena imun yang lemah, nyamuk aedes aegyepti ini menggigit saat pagi dan sore hari, dan waktu tersebut merupakan waktu anak-anak sedang bersekolah atau bermain," jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan, bahwa DBD bukan lagi penyakit musiman yang kerap hadir saat musim hujan di awal maupun akhir tahun.
Sehingga meski saat ini sudah memasuki musim kemarau, masyarakat diimbau tetap waspada DBD.
"Kalau dulu, ditandai dengan curah hujan pada awal tahun lalu hadir kasus DBD."
"Namun saat ini sudah bergeser, meski sudah tidak hujan tetapi kasus DBD masih ada," terangnya.
Oleh karena itu, Puskesmas Janti terus berupaya meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga, kasus DBD ini dapat ditekan secara maksimal.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah lewat inovasi Gerakan Serentak Berantas Sarang Nyamuk atau disingkat Geser Besan.
Lewat inovasi ini, warga diajak membersihkan lingkungan tempat tinggal secara serentak.
"Jadi, warga dalam satu lingkungan RW dan serentak di hari yang sama bergotong royong membersihkan lingkungan."
"Mirip dengan kerja bakti, namun fokusnya membersihkan tempat penampungan air atau saluran air,"
"Kenapa harus serentak, karena dengan lingkungan yang sama-sama bersih, maka efektif tidak ada tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak."
"Dan gerakan yang kami gagas pada awal tahun ini, sudah kami sampaikan ke pihak kelurahan dan kader kesehatan," bebernya.
Selain membuat inovasi Geser Besan, Puskesmas Janti juga rutin memberikan sosialisasi 3 M Plus kepada masyarakat.
Yaitu, upaya pencegahan DBD dengan menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, lalu menutup rapat tempat penyimpanan air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang limbah barang bekas yang memiliki nilai ekonomis.
"Contohnya adalah, kami menyarankan warga menguras dan membersihkan bak mandi tiap 3 hari sekali. Kenapa itu dilakukan, karena saat ini siklus berkembang biak nyamuk sangat cepat."
"Dan apabila memungkinkan, bisa ditambah dengan cara memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk atau memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah," ungkapnya.
Reny mengungkapkan dengan langkah dan upaya tersebut, kini kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan semakin meningkat.
Hal itu didasarkan pada data hasil Angka Bebas Jentik (ABJ) yang telah mendekati angka standar 95 persen.
"ABJ ini adalah persentase berapa jumlah rumah yang positif jentik nyamuk dibagi dengan jumlah rumah yang diperiksa."
"Dari data pada tahun 2024 lalu, Kelurahan Bandungrejosari 89 persen, Kelurahan Sukun 87 persen dan Kelurahan Tanjungrejo 88 persen."
"Sedangkan di tahun 2025 sampai semsester satu ini, ABJ di Kelurahan Bandungrejosari telah mencapai 93,9 persen, Kelurahan Sukun 96,9 persen dan Kelurahan Tanjungrejo 93,3 persen," tandasnya.
Waspada Penyakit pada Musim Pancaroba di Malang, Setiap Bulan 100 Orang Terserang ISPA |
![]() |
---|
Waspada Penyakit pada Musim Pancaroba di Kota Malang, Kasus DBD Naik Drastis |
![]() |
---|
Tips Tetap Fit Saat Menghadapi Fenomena Bediding, Dinkes Kota Batu: Asupan yang Mengandung Vitamin C |
![]() |
---|
Saran Dokter UB untuk Waspada Penyakit Musiman di Masa Pancaroba : Jaga Kehangatan Tubuh |
![]() |
---|
Jumlah Pasien Sakit Flu dan Common Cold Naik di Puskesmas Batu, Dampak Musim Bediding |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.