'Dia Telah Mengancamku' Alasan Sederhana Dr Tifa Berani Lawan Jokowi Meski Kalah Harta dan Kuasa

Inilah alasan sederhana dr Tifa berani lawan Jokowi meski kalah harta hingga kuasa terkait polemik ijazah palsu. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Kolas YouTube dan Tribunnews
IJAZAH PALSU - Dokter Tifa ungkap alasan tak gentar lawan Jokowi terkait dugaan ijazah palsu meski kalah harta dan kuasa. 

'Dia Telah Mengancamku' Alasan Sederhana Dr Tifa Berani Lawan Jokowi Meski Kalah Harta dan Kuasa

 

SURYAMALANG.COM - Inilah alasan sederhana dr Tifa berani lawan Jokowi meski kalah harta hingga kuasa terkait polemik ijazah palsu

Sosok dokter Tifa menjadi satu dari banyak pihak yang vokal mengkritik Jokowi terkait kasus dugaan ijazah palsu

Dirinya bersama sejumlah sejawatnya, di antaranya Roy Suryo, Rismon dan lainnya kini masuk dalam bidikan tim pembela Jokowi.

Meski demikian, Dr Tifa mengaku tak gentar.

Dirinya pun menegaskan tidak akan mundur meski melawan sosok Jokowi yang disebutnya memiliki uang dan kuasa.

Hal tersebut disampaikannya lewat akun twitter atau X pribadinya @DokterTifa pada Selasa (5/8/2025).

Dalam postingannya, Dr Tifa mengungkapkan alasan di balik keberaniannya melawan Jokowi.

Dia menyatakan ancaman pasal karet dan risiko hukuman penjara justru membebaskannya dari rasa takut.

"Banyak orang bertanya, mengapa aku begitu berani melawan seorang mantan penguasa yang menggenggam Hukum dan memiliki uang dalam bunker dalam jumlah begitu besar?" tulis Dr Tifa lewat akun twitter atau X pribadinya @DokterTifa pada Selasa (5/8/2025) mengutip Warta Kota.

"Jawabku sederhana: Karena dia telah mengancamku dengan pasal-pasal karet ancaman penjara enam tahun, delapan tahun, dua belas tahun. Dan justru di situlah aku menemukan kemerdekaanku," bebernya.

Dalam postingannya, Dr Tifa mengungkapkan ancaman hukum yang diarahkan kepadanya, mulai dari ancaman 6 hingga 12 tahun penjara, tidak membuatnya gentar.

Sebaliknya, hal itu justru memicu tekadnya untuk terus bersuara.

"Ketika seorang manusia telah dihitung untuk dipenjara oleh seorang penguasa jahat, yang di tangannya ada banyak pertanyaan tentang kemana nyawa 300 korban Kanjuruhan, 900 Petugas KPPS, Mujahid Korban KM 50, korban kelaparan Yahukimo dan banyak daerah lain, maka dia pun bebas dari semua belenggu," tulisnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved