Karya Mahasiswa

Tempanom, Alat Pertanian Tebar Pupuk Murah Meriah Karya Mahasiswa KKN Unej, Bermodal Rp 100 Ribu

Peralatan pertanian itu diberi nama Tempanom. Akronim dari tebar pupuk Sumberanom. Digunakan untuk menebar pupuk organik padat.

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sinca Ari Pangistu
BAGI PETANI - Petani di Desa Sumberanom, Kecamatan Tamanan, Bondowoso, Jawa Timur saat mempraktekkan alat pertanian bernama Tepanom yang dicipkatalan oleh mahasiswa KKN Unej, pada Rabu (6/8/2025). 

Laporan : Sinca Ari Pangistu

SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO - Mahasiswa Universitas Jember yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Sumberanom, Kecamatan Tamanan, Bondowoso, Jawa Timur berhasil menciptakan alat pertanian dengan harga ekonomis.

Karya mahasiswa berupa alat pertanian itu dibuat cukup dengan modal di bawah Rp 100 ribu .

Peralatan pertanian itu diberi nama Tempanom. Akronim dari tebar pupuk Sumberanom.

Alat ini bisa digunakan untuk menebar pupuk organik padat.

Menariknya, dari total 12 mahasiswa KKN yang menciptakan alat pertanian. Tak seorang pun yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Pertanian.

Mereka berasal dari berbagai lintas fakultas. Seperti fakultas Ilmu Komputer, fakultas Teknik, fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas MIPA, fakultas Ilmu Budaya, serta Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik.

Menurut Ahmad Maulana Taufiqul Azmi, salah satu mahasiswa KKN di Desa Sumberanom, lahirnya ide membuat Tempanom ini berasal dari survey pada petani dan studi potensi desa.

Hasilnya, kebanyakan petani di Desa Sumberanom menggunakan cara tradisional untuk menebar pupuk. Yakni pupuk dimasukkan dalam ember, dan langsung ditebar.

"Kata petani itu sangat menguras tenaga, dan kurang efisien," ujarnya dikonfirmasi Rabu (6/8/2025).

Karena itulah, selama KKN 20 harian ini mereka berinovasi dengan menciptakan Tempanom.

Tepanom ini digunakan dengan cara memasukkan pupuk ke dalam jerigen yang sudah dimodifikasi seperti tas punggung.

Di bagian bawah telah tersambung selang yang akan menyalurkan pupuk ke pipa paralon.

Petani hanya tinggal menekan pipa paralon ke tanah hingga pupuk keluar.

Menurut mahasiswa asal Bojonegoro itu, dengan alat ini petani bisa lebih efisiensi saat menebar pupuk. Baik efisien waktu atau pun tenaga.

Sementara untuk pembuatan satu Tepanom, petani hanya perlu mengeluarkan dana Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu.

Seperti pipa paralon 2 dim seharga Rp 20 ribu per lonjor, pipa satu dim  berkiar Rp 15 ribu, dan pipa ukuran 1/4 dim Rp 10 ribu.

Ada juga jerigen bekas Rp 15 ribu, serta selang seharga Rp 25 ribu.

"Kemudian ada paralon, overshock,dan lain-lain berkisar 20 ribu," terangnya.

Ia menjelaskan telah menyampaikan cara pembuatan Tepanom ini kepada para petani di desa tersebut.

Muhammad Imron, Ketua Kelompok Tani Suka Makmur 4 di Desa Sumberanom, mengaku selama ini petani kalau tabur pupuk menggunakan timba dan ditabur biasa.

Kendalanya, sakit pinggang dan penebaran pupuk tidak merata. 

Hadirnya alat ini sangat membantu utamanya tebaran pupuk jadi merata.

Kemudian, petani atau buruh tani jadi bisa terhindar sari sakit pinggang karena kelelahan akibat menebar pupuk sembari menunduk.

"Terbantu juga dari efisien waktu, tenaga. Terus untuk kesehatan pinggang," terangnya.

Dia berencana akan buat sendiri alat tersebut bersama anggota petani lainnya.

Ditambahkan oleh Meita Yuandari, PPL Desa Sumberanom, mengatakan Tepanom yang bermanfaat ini didukung penuh oleh pihak desa. Karena itulah, nanti akan dianggarkan di dana desa.

"Dianggarkan di tahun depan. Didukung penuh oleh pihak desa," jelasnya.

Ia melanjutkan, sasarannya yakni tentu kepada para petani. Karena di desanya ada 8 kelompok tani dengan luasan lahan 164 hektar, baik tegalan atau pun sawah.

"Ini harga pembuatannya sangat bisa dijangkau oleh petani," teranganya.

Dikonfirmasi terpisah, Dosen Pembimbing KKN, Fajar Wahyu Prianto, S.E, M.E, mengatakan kegiatan KKN desa Sumber Anom adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Khususnya dalam penerapan teknologi tepat guna.

Teknologi ini sederhana, tetapi manfaatnya benar-benar dapat dirasakan golongan-golongan tertentu, khususnya bagi para petani.

"Saya berharap penerapan teknologi tepat guna yang adek-adek KKN buat di Desa Sumber Anom dapat diaplikasikan secara nyata oleh masyarakat," pungkasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved