Pesan Ancaman Zara Yupita kepada Dokter Aulia UNDIP 'Kupersulit Hidup Kalian' Terdakwa Bully Korban

Pesan ancaman Zara Yupita kepada Dokter Aulia UNDIP 'kupersulit hidup kalian' terdakwa bully korban akibat mendapat tekanan dari senior.

|
KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf/tangkap layar Youtube Tribunnews
KASUS DOKTER AULIA - Foto dokter Aulia Risma Lestari mahasiswi PPDS Anestesi FK Undip yang meninggal dunia pada 12 Agustus 2024 di kamar kosnya, Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang. Zara Yupita Azra (ZYA-KANAN) terdakwa kasus pemerasan dan perundungan berada di Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/8/2025). Zara Yupita mengirimkan pesan ancaman kepada Aulia Risma dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

"Almarhum dan angkatannya itu semuanya banyak yang melakukan kesalahan," ujarnya.

Baca juga: Sebelum Dokter Aulia Tewas, UNDIP Sudah Dilaporkan Dugaan Bully Senior ke Junior, Dinner dan Cek In

Dalam sidang tersebut, Zara juga mengaku mengalami trauma selama menjalani pendidikan di PPDS Undip.

"Saya ada trauma. Kondisinya jam kerja panjang, beban kerja tinggi. Jadi kalau saya seperti itu, saya lelahnya luar biasa," ungkapnya.

Zara menambahkan tekanan emosional sering kali mewarnai hari-harinya selama di PPDS, terutama dari para senior.

"Capeknya luar biasa. Ditekan secara emosional. Pasti yang keluar kan nggak mungkin sesuatu yang bagus," lanjutnya.

Zara mengaku tidak mengetahui apakah kondisi tersebut pernah dilaporkan atau diketahui oleh Kepala Program Studi, Terdakwa Taufik Eko Nugroho.

"Tidak tahu," ujar Zara.

Isi Catatan Harian Dokter Aulia

Masih di persidangan yang sama, JPU juga membacakan isi catatan harian almarhumah. 

Catatan emosional tersebut dibacakan langsung di hadapan terdakwa Zara Yupita. 

"Mohon izin untuk membacakan dari eh beberapa yang dicurhatkan oleh Risma di dalam diary," kata jaksa dalam persidangan.

Berikut isi catatan yang dibacakan jaksa, ditujukan kepada sosok yang disebut sebagai “Mas”:

"Aku tidak bisa berdiri sendiri tanpamu. Aku sangat lemah. Aku sebegitu rapuhnya. Aku enggak bisa menanggung semuanya sendiri..."

Baca juga: Pengakuan Mahasiswa PPDS UNDIP Ada Iuran Mirip Dokter Aulia Sampai Rp 10 Juta, Bukan untuk Senior

"Aku ingin hidup sebagai manusia biasa. Semoga kita dipertemukan lagi. Semoga Tuhan mengampuni aku."

"Aku ingin tenang, aku ingin penyiksaan ini berakhir. Tuhan, ampuni hamba-Mu. Tuhan, bukannya aku tidak beriman, tetapi rasa sakitnya begitu besar..."

"Aku masih ingin melakukan banyak hal untuk hidupku, untuk Mas, untuk keluargaku. tetapi rasa sakitnya begitu besar"

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved