Kota Batu

Wali Kota Batu Tanggapi Unek-unek Pedagang Pasar Induk Among Tani, Wujudkan Bus Wisata Masuk Pasar

Pedagang pasar Among Tani telah mengungkap unek-uneknya, termasuk juga menyampaikan soal peluang dan pengembangan pasar ke depan ke Pemkot Batu

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/DYA AYU
LESU - Beginilah kondisi Pasar Induk Among Tani Kota Batu saat sepi pembeli. Banyak kios dan lapak yang tutup. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Sejak dibangun pada tahun 2022 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2023 lalu, Pasar Induk Among Tani Kota Batu tak lepas dari gejolak.

Mulai dari atap bocor saat hujan, penanganan sampah yang tak tertangani dengan maksimal hingga kondisi pasar yang sepi pembeli sehingga banyak kios yang tutup dan tak terpakai, jadi permasalahan yang ada.

Pedagang telah mengungkap unek-uneknya, termasuk juga menyampaikan soal peluang dan pengembangan pasar ke depan. 

Ide yang dilontarkan diantaranya soal optimalisasi akses masuk bus dan truk besar ke dalam pasar, pengembangan zona tematik untuk mengangkat potensi buah dan sayur lokal, percepatan penerbitan Surat Izin Hak Pakai (SIHP), hingga wacana penggunaan sistem pembayaran parkir melalui QRIS.

Wali Kota Batu Nurochman buka suara dan memberikan jawaban untuk menanggapi keresahan para pedagang di Pasar Among Tani Batu.

Menurutnya seluruh keluhan dan aspirasi pedagang akan menjadi bahan kajian dan tindak lanjut pemerintah daerah dalam mengembangkan pasar kedepan.

“Pasar Induk Among Tani dibangun pada 2022, kini saatnya kita lakukan perawatan dan evaluasi agar fungsinya semakin maksimal,” kata Nurochman, Rabu (13/8/2025).

Pedagang juga menyampaikan pentingnya strategi mendatangkan wisatawan ke pasar tradisional, termasuk membebaskan retribusi 2–3 tahun ke depan sebagai stimulus ekonomi, melengkapi fasilitas penunjang, serta keterlibatan pedagang dalam proses revitalisasi dan penataan zona tematik.

“Jika pedagang sepakat dan menyetujui, akses bus wisata masuk pasar bisa kita wujudkan. Promosi pasar juga akan kami dorong, namun harus melalui persetujuan bersama. Terkait zonasi, apabila dinilai kurang nyaman, akan kami kaji ulang,” jelasnya.(myu)

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved