Surabaya

Gubernur Khofifah Kaget Beras SPHP Kosong Sejak April, Beri Instruksi ke Bupati dan Wali Kota

Khofifah menginstruksikan bupati dan wali kota agar memastikan distribusi beras medium program SPHP berjalan lancar hingga pasar tradisional

Editor: Dyan Rekohadi
benni indo
ILUSTRASI - Pedagang di Pasar Bunulrejo menunjukan kemasan beras SPHP yang disalurkan oleh Bulog Malang. Gubernur Jatim, Khofifah instruksikan Bupati dan Wali Kota untuk memastikan stok beras SPHP di pasar tradisional 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap temuannya di lapangan di mana stok beras premium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kosong di pasar tradisional.

Orang nomor satu di Jatim itupun mengungkap fakta yang didapat saat kunjungan ke Pasar Tanjung di Kabupaten Jember beberapa waktu lalu.

Menurut dia, beras medium SPHP tidak tersedia dalam waktu yang relatif lama.

“Saya ke Jember, ke Pasar Tanjung, lantai 1 tidak ada beras SPHP. Lantai 2 tidak ada beras SPHP. Saya tanya mulai kapan? Mulai April,” ungkapnya.

Untuk itu, ia menginstruksikan bupati dan wali kota memastikan distribusi beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berjalan lancar hingga pasar tradisional. 

Langkah ini menurutnya sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan serta daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi. 

“Posisi Jatim saat ini, Alhamdulillah, nilai tukar petani mengalami peningkatan. Rasio ketersediaan beras di Jatim, kalau Pak Mentan menyampaikan stok sekian, Jatim sebagai lumbung pangan nasional, rasio ketersediaan beras kita punya surplus besar," ujar Khofifah, Jumat (22/8/2025). 

Tetapi di pasar terkait SPHP, Khofifah menilai butuh dorongan khusus.

Sebab, terjadi kelangkaan beras SPHP yang merupakan kategori medium. 

"Terkait SPHP ini butuh dorongan khusus supaya beras-beras medium ini ke pasar-pasar tradisional,” kata Khofifah.

Menurutnya, kondisi ini harus segera direspons cepat oleh pemerintah daerah.

Sebab, pada 1 September mendatang Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data konsumsi rumah tangga, di mana beras menjadi komoditas utama. 

Jika masyarakat tidak bisa mendapatkan beras medium dan terpaksa membeli beras premium, hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada angka kemiskinan di daerah.

“Mereka sebenarnya kemampuannya pada beras medium. Tapi mereka tidak temukan itu sehingga mereka harus beli beras premium. Dan seterusnya nanti akan berpengaruh pada angka kemiskinan di masing-masing daerah dan secara kumulatif di Jatim,” jelasnya.

Khofifah menegaskan, dengan ketersediaan beras yang melimpah di Jawa Timur, tantangan utama saat ini bukan pada produksi melainkan distribusi. 

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved