Roy Suryo - Rismon Masih Diperiksa Polisi, UGM Pastikan Ijazah Jokowi Asli dan Dulu KKN di Boyolali

UGM pastikan lahi ijazah Jokowi asli dan benarkan soal dulu pernah KKN di Boyolali di saat Roy Suryo dan Rismon Sianipar diperiksa Bareskrim Polri.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
KOLASE TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Youtube KOMPASTV
IJAZAH JOKOWI - Rismo Sianipar, Jokowi dan Roy Suryo untuk berita terkait pihak UGM tegaskan lagi jika ijazah Jokowi asli dan benarkan pernah KKN di Boyolali. 

SURYAMALANG.COM - Roy Suryo dan Rismon Sianipar masih menjalani proses pemerisaan di Bareskrim Polri terkait kasus ijazah palsu Jokowi

Terbaru, UGM pastikan ijazah Jokowi asli dan benarkan soal dulu pernah KKN di Boyolali. 

Saat ini, pihak Roy Suryo dan kawan-kawan masih merakukan keaslian ijazah Jokowi sebagia lulusan Fakultak Kehutanan UGM

Kasus ijazah palsu Jokowi ini telah bergulir selama beberapa waktu terakhir. 

Tuduhan ijazah palsu Jokowi ini berasal dari beberapa pigak seperti mantan Ketua KPK Abraham Samad dan tokoh publik seperti Roy Suryo yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan sebagai saksi dan terlapor di Polda Metro Jaya. 

Tuduhan ijazah palsu Jokowi ini dipicu dari analisis digital terhadap font dokumen ijazah Jokowi

Namun hal ini dibantah oleh UGM yang menjelaskan penggunaan font Times New Roman sudah lazim di percetakan sekitar kampus pada era 1980-an.

Kini, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memastikan jika ijazah Jokowi adalah sah dan asli.

Namun, jawaban UGM itu tak lantas membuat ahli digital forensik Rismon Sianipar, yang sebelumnya juga menjadi terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi merasa puas.

Jokowi sendiri telah menyampaikan bahwa dirinya menjalani KKN di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, pada awal tahun 1985.

“Ya KKN dicek saja, di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Tahunnya, seingat saya 85 awal, cek, wong dekat saja dari sini,” ujar Jokowi kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).

Namun, klaim Jokowi tersebut dibantah oleh Rismon Sianipar setelah ia mengunjungi langsung lokasi KKN yang dimaksud, pada Kamis (12/6/2025).

Dia mengatakan tidak menemukan dokumentasi tertulis, foto, maupun bukti otentik lain terkait kegiatan KKN Jokowi di wilayah tersebut.

“Tidak ada dokumen tertulis apa pun. Tidak ada dokumentasi foto. Hanya katanya. Kepala desa sekarang pun hanya anak dari kepala desa saat itu yang sudah almarhum, dan dia juga tidak mengenal Jokowi,” kata Rismon, Jumat (13/6/2025).

 REUNI UGM : Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, menghadiri reuni ke-45 Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025). Rekan seangkatan siap jadi saksi keaslian ijazah Jokowi. (TribunJogya/Hanif Suryo)
 REUNI UGM : Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, menghadiri reuni ke-45 Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025). Rekan seangkatan siap jadi saksi keaslian ijazah Jokowi. (TribunJogya/Hanif Suryo) ()


 
Menurut Rismon, tidak adanya bukti otentik KKN menambah daftar keraguan terhadap proses akademik Jokowi di UGM.

Roy Suryo turut menyoroti pernyataan Jokowi soal tahun pelaksanaan KKN yang disebut berbeda dengan data yang ada di berkas penyelidikan.

“Jokowi bilang KKN tahun 1985 awal, tapi di berkas Bareskrim disebut tahun 1983. Mana yang benar?” tulis Roy Suryo dalam pesannya, sembari menyertakan tautan video pernyataan Jokowi.

Klarifikasi UGM

Melalui podcast resmi UGM yang tayang pada Jumat (22/8/2025), pihak kampus membantah kabar yang menyebutkan bahwa Jokowi tidak mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) saat menjadi mahasiswa.

Podcast yang dipandu oleh Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, menghadirkan sejumlah tokoh penting universitas seperti Rektor UGM Prof. Ova Emilia, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prof. Wening Udasmoro, serta Dekan Fakultas Kehutanan, Prof. Sigit Sunarta tempat Jokowi menempuh pendidikan sarjananya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Sigit menegaskan bahwa Jokowi menjalani KKN sebagaimana mahasiswa lainnya. KKN yang dilakukan Jokowi bertempat di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

“Pak Joko Widodo melakukan KKN,” tegas Sigit.

“Sebagai buktinya, kami memiliki daftar nilai KKN dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) yang diberikan ke pihak akademik. Di daftar itu tercantum nama Joko Widodo,” lanjutnya.

Lebih dari sekadar bukti administratif, Sigit juga menyebut adanya saksi langsung dari rekan-rekan KKN Jokowi yang turut hadir dalam proses klarifikasi internal di UGM.

“Waktu di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) itu, teman-teman KKN Pak Jokowi juga hadir. Ada dua orang waktu itu. Kami jadi semakin yakin bahwa yang bersangkutan benar mengikuti KKN, dan yang pasti ada nilainya,” tambah Sigit.

Untuk lokasi Desa Ketoyan ini berjarak 48 kilometer dari Pusat Kota Solo dan bisa ditempuh 1 jam 15 menit sepeda motor.

Desa Ketoyan, dengan jumlah penduduk sekitar 3431, dikenal akan kehidupan masyarakatnya yang religius.

Tradisi seperti pengajian rutin, yasinan, dan manakiban menjadi bagian penting dari keseharian warga.

Lokasinya strategis, dengan akses mudah ke fasilitas seperti puskesmas, pasar, dan jalan raya.

Hasil bumi berupa padi dan jagung serta UMKM lokal seperti tempe, kedelai, dan kerupuk memperkuat perekonomian desa ini.

Desa Ketoyan diyakini sudah ada sejak tahun 1954, atau sekira 30 tahun sebelum Jokowi KKN.

Sigit menjelaskan bahwa pada era 1980-an, KKN merupakan program penting yang dinilai secara akademis.

Nilai tersebut diberikan oleh LPM sebagai lembaga pelaksana dan menjadi bagian dari catatan akademik resmi mahasiswa.

“KKN bukan hanya formalitas, nilainya resmi dan menjadi salah satu komponen kelulusan,” ujarnya.

Selain KKN, Sigit juga menegaskan bahwa Jokowi lulus sebagai Sarjana Kehutanan UGM pada tahun 1985.

Ia telah menyelesaikan seluruh syarat akademik, termasuk menyusun skripsi dan menjalani ujian pendadaran.

“IPK-nya lebih dari batas minimal 2,5, sehingga memenuhi syarat untuk lulus sebagai Sarjana Muda dan kemudian Sarjana,” katanya.

Walau IPK dan KHS tidak bisa dipublikasikan karena termasuk dokumen pribadi, UGM menyatakan bahwa data yudisium dan dokumen asli akademik Jokowi tersimpan dengan baik, bahkan telah diverifikasi secara forensik oleh pihak kepolisian.

Rismon Tak Puas Jawaban UGM

Sementara itu, Rismon Sianipar juga melontarkan kritik tajam terhadap Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, yang sebelumnya telah menyatakan keaslian ijazah Jokowi.

Menurut Rismon, pernyataan Ova terlalu cepat dan tidak disertai penjelasan rinci atas berbagai kejanggalan dalam dokumen akademik Jokowi.

“Kenapa tidak bisa dijawab soal lembar pengesahan penguji skripsi Jokowi yang tidak ada? Prof. Sofian Effendi bahkan menyebut isinya contekan dari pidato Dr. Sunardi,” kata Rismon saat diperiksa di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).

Rismon juga meminta UGM membuka nilai-nilai mata kuliah Jokowi selama kuliah, seperti statistik, fisika, dan matematika.

Ia menyebut, jika nilai-nilai tersebut tidak memenuhi standar kelulusan, maka validitas ijazah pun patut dipertanyakan.

Rismon mendesak agar UGM membuka informasi secara transparan kepada publik, bukan hanya melalui forum internal.

“Jangan hanya di podcast internal semacam arisan. Ini menyangkut sejarah bangsa,” ujar Rismon.

Adapun dalam pernyataan resminya, Rektor UGM Ova Emilia menegaskan bahwa ijazah Jokowi adalah asli, dan proses akademik yang dijalani sesuai prosedur.

“UGM memiliki dokumen autentik terkait keseluruhan proses pendidikan Joko Widodo, dari penerimaan, kuliah, KKN, hingga wisuda,” kata Ova, Jumat (22/8/2025).

Ia juga menegaskan bahwa Jokowi lulus pada 5 November 1985 dan diwisuda pada 19 November 1985. UGM, kata dia, telah menjalankan prosedur sesuai hukum dan menjaga kerahasiaan data pribadi alumni.

(SURYAMALANG.COM/TRIBUNSOLO.COM)

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved