"Selama ini kami masih menyusun kurikulum dan bahan ajar untuk 45 negara. Namun tahun ini kami akan mengirimkan 20 orang tenaga pengajar yang merupakan staff ahli kami untuk 13 negara yang mengajarkan bahasa seperti yang Perancis dan Jepang,", jelasnya.
Intinya bangsa sendiri harus percaya diri dalam menggunakan bahasa. Seperti dalam menyusun jurnal internasioal bukan dari bahasa inggris.
"Gunakan bahasa Indonesia, tapi penyebaran dilakukan secara internasional. Jadi isi jurnal harus juga memiliki ajian yang layak, jadi meskipun berbahasa indonesia, tapi banyak diburu," ungkapnya.