"Ya kan kami tidak bisa selalu stan by disini. Kebetulan saya itu petani, makanya harus mengecek kondisi sawah," paparnya.
Dia mengungkapkan, kegiatannya selama di padepokan itu hanya berdzikir dan istighosah. Kegiatan itu dilakukannya hampir setiap hari.
"Kami disini itu hanya mengaji saja , tidak ada kegiatan lainnya. Saya berniat bergabung dengan padepokan ini hanya untuk memperdalam ilmu saja," tandasnya.
Pengikut asal Pasuruan lainnya, mengaku malu jika harus dijemput dan dibawa pulang menggunakan bus. Ia tidak ingin dilihat oleh tetangganya bahwa pernah bergabung dengan padepokan ini. "Saya malu dong kalau harus pulang naik bus. Saya bisa kok pulang sendiri tanpa dijemput," kata pengikut yang namanya menolak dikorankan ini.
Pengikut itu mengungkapkan hal yang sama. Ia menyebut bahwa selama ini tidak pernah bertahan lama di padepokan. Satu minggu datang dua sampai tiga hari, setelah itu pulang ke rumah.
"Sistemnya gantian kayak gitu, bagi saya hal itu tidak masalah. Toh, saya juga niatnya itu mengaji dan belajar agama. Saya bisa kok pulang sendiri tanpa diminta," imbuhnya.
Kasubdit I Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim mengatakan, pihaknya akan memanggil Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim dalam jangka waktu dekat.
"Sekarang kami masih memanggil orang terdekat dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Nantinya, arahnya juga kesana, kami akan panggil Marwah Daud," katanya.
Dia menjelaskan, pemanggilan Marwah ini statusnya sebagai saksi. Apakah Marwah ini terlibat dalam rentetan kejahatan Dimas Kanjeng, ia mengaku masih mendalaminya.
"Kami juga belum tau pastinya seperti apa. Apakah dia terlibat atau tidak. Yang jelas, kami akan memanggilnya, untuk waktunya kalian tunggu saja ya," pungkasnya.