Surabaya

Guru Ngaji Lakukan Hal Memalukan kepada Para Muridnya, Parahnya Lagi Dilakukan di Tempat Suci

Penulis: fatkhulalami
Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

SURYAMALANG.COM SURABAYA - Dua pelaku pencabulan, Ahmad Syafi'i (36) dan Sunarto (35) memperagakan sebanyak 48 adegan dalam gelar rekonstruksi kasus pencabulan.

Keduanya menjalani rekonstruksi di Sekretariat Yayasan Nuurussobah dan tempat untuk mengaji di musala.

(BERITA TERKAIT : Modusnya Murahan, Tapi Si Guru Ngaji Bisa Membuat Patuh Santriwati untuk Lakukan Ini, Bikin Emosi)

Rekontruksi digelar Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (8/9/2017) petang.

Selain pelaku, polisi juga menghadirkan tiga korban, yaitu NEP (15), AF (15) dan SUS (13).

Adegan pertama, diperagakan Ahmad Syafi'i di dalam sekretariat.

Di sana, pria yang pernah jadi anggota Satpol PP Kota Surabaya ini terlihat membaringkan AF yang digantikan oleh boneka pengganti di kasur.

Syafi'i melakukan pencabulan dan persetubuhan di sekertariat.

Selanjutnya, rekonstruksi di tempat mengaji atau musala, pelaku Sunarto dan Ahmad Syafi'i memperagakan puluhan adegan.

Di musala itulah, Sunarto dan Ahmad Syafi'i berulang kali melakukan pencabulan kepada korban.

"Ada sebanyak 10 adegan yang dilakukan Syafi'i kepada AF. Kemudian ada 11 adegan dengan korban yang sama namun dilakukan oleh Sunarto. Ketiga, 8 adegan yang dilakukan Syafi'i kepada NEP.

"Keempat, 10 adegan dengan korban yang sama namun dilakukan oleh Sunarto. Kelima, 9 adegan yang dilakukan Syafi'i kepada SUS," kata Kasubnit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Harun, Jumat (8/9/2017).

Harun menuturkan, sampai saat ini belum ada temuan fakta baru. Dari adegan yang diperankan pelaku, sama dengan yang ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Korban juga belum ada yang baru, kalau ada korban lagi, yah tentu saja akan kita akan kami proses," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Ahmad Syafi'i dan Sunarto, kedua guru ngaji itu dilaporkan karena melakukan pencabulan terhadap 2 anak perempuan dan 5 laki-lakinya.

Mereka semua merupakan anak didik mengaji pelaku. Pencabulan sudah dilakukan sejak Juni - Agustus 2017.

Berita Terkini