Malang Raya

Pantau Macan Tutul Jawa dan Harimau Jawa, Balai Besar TNBTS Pasang 45 Kamera Pantau, Ini Hasilnya

Penulis: Benni Indo
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamera trap yang dipasang oleh tim monitoring macan tutul sejak tanggal 6 September hingga 17 Oktober 2017 merekam keberadaan macan tutul jawa di kompleks TNBTS

SURYAMALANG.COM, BLIMBING – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memasang sejumlah kamera untuk memantau pergerakan Macan Tutul Jawa dan Harimau Jawa.

Kepala TNBTS John Kenedie bahkan sangat yakin kalau kedua hewan langka itu masih hidup dan berada di kawasan TNBTS. 

“Saya sangat yakin mereka ada,” tegas Kenedie, Rabu (20/12/2017).

Dijelaskan Kenedie, sejauh ini petugas masih mendapatkan laporan dari warga akan adanya hewan-hewan tersebut.

Warga mengatakan pernah mendengar suara auman bahkan melihat langsung hewan tersebut.

TNBTS pun memasang sekitar 45 kamera di sejumlah di TNBTS.

Sejauh ini, kamera-kamera tersebut belum mendapatkan hasil atau gambar akan keberadaan Harimau Jawa. 

Tapi berdasarkan informasi di website Kementerian Lingkungan Hidup disebutkan kamera yang dipasang oleh tim monitoring berhasil mendapat gambar macan tutul.

Kamera yang dipasang sejak tanggal 6 September hingga 17 Oktober 2017 merekam keberadaan macan tutul jawa di kompleks pegunungan watu pecah Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Coban Trisula.

Pemasangan kamera pengintai di are TNBTS bukan tanpa kendala. Sejumlah kamera yang terpasang sempat dirusak oleh warga sekitar.

Ada yang berpindah posisi bahkan dibawa oleh seorang warga.

“Namun setelah koordinasi dengan pihak desa, akhirnya kamera tersebut dikembalikan,” lanjut Kenedie.

Sementara itu, Kepala Resort Ranu Pani Agung Siswoyo yang juga melakukan tugas fungsional pengendali ekosistem menjelaskan adanya temuan feses dan cakaran.

Temuan itu sempat diserahkan kepada akademisi atau pakar untuk diteliti.

“Pakar mengatakan itu Harimau Jawa. Kalau Macan Tutul cakarannya horizontal sedangkan harimau vertical, dan jarak lebih dari 3 cm. Itu lokasi di Ranu Tompe,” pungkasnya.

Ia mengatakan, Harimau Jawa sangat tergantung dengan air.

Ranu Tompe diduga menjadi tempat yang sangat strategis bagi Harimau Jawa untuk menghabiskan waktu.

Apalagi di tempat itu tidak terlalu banyak didatangi manusia.

“Ranu Tompe ini tempat yang kami duga cocok untuk Harimau Jawa,” pungkasnya.

Pengelola TNBTS mengumumkan penutupan sementara jalur pendakian Gunung Semeru per 1 Januari 2018.  

Selain karena faktor cuaca, penutupan jalur pendakian Gunung Semeru untuk pemulihan ekosistem.

Termasuk pemulihan ekosistem satwa liar yang pergerakannya dinilai terganggu akibat aktivitas manusia.

"Selama pendakian dibuka, satwa ini terganggu. Aktivitas pengunjung menjadi penghalang bagi satwa liar untuk beraktivitas," tutup Agung. 

Berita Terkini