Motivasi memburu gelar juara dunia dari badan tinju bergengsi tetap menancap di hati Hero Tito. Tapi tekadnya itu harus dijalani melalui jalan terjal.
Mulai bertinju di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya, Hero Tito muda mengawali prestasi di tinju amatir di ajang Kejurda. Medali emas di kelas Layang Ringan 45 Kg kala itu jadi salah satu kebangaannya.
Karir tinju amatir Hero Tito selanjutnya banyak dilalui di Kalimantan sebelum akhirnya pulang ke Malang dan memilih menempuh jalur profesional.
Memilih profesi sebagai petinju profesional karena faktor ekonomi, ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Hero sempat menjadi tukang parkir, satpam, jadi pelatih tinju personal, hingga dibantu menjadi staf honorer di antara statusnya sebagai petinju.
Ring tinju profesional terakhir yang ia hadapi tahun lalu, yakni pertarungan melawan Doong Hoon Yook di Busan Korsel, Sabtu (27/2/2016). Kejuaraan tinju versi WBA Oceania ad Interim melawan petinju tuan rumah, Will Tomlinson di Melbourne Australia, Selasa (20/5/2016). Serta Kejuaraan Tinju Dunia yang berlangsung di Lospalos Timor Leste, 27 November 2016.
Di tengah perjuangannya sebagai petinju Indie untuk menembus gelar juara dunia bergengsi, Hero Tito justru pernah terpuruk karena sikap sebuah perusahaan travel. Bukannya mendukung dan membantunya Go International, perusahaan travel ternama itu justru membuat Hero kehilangan kepercayaan dunia.
Saat itu, di tahun 2015, Hero mendapat kepercayaan dari promotor di Australia. Ia mempercayakan pengurusan tiket dan visa ke Australia pada perusahaan travel.
Tapi ketika pada saat waktunya berangkat, ternyata pengurusan Visa yang dijanjikan belum dikerjakan. Hero pun gagal terbang ke Australia karena hal sepele.
“Kerugian terbesar saya bukan hanya soal materi. Tapi kerugian paling besar adalah hilangnya kepercayaan promotor luar negeri. Saya harus mulai dari nol lagi,” sesalnya.
Kondisi sulit juga harus dihadapi Hero Tito tahun ini. Praktis sepanjang tahun ini ia tidak naik ring internasional.
Beberapa agenda pertarungan internasional sebenarnya sudah ia kantongi, termasuk agenda pertarungan di Kazakhstan yang sebenarnya dijadwalkan pada 30 Desember 2017. Tapi beberapa jadwal itu harus dibatalkan karena berbagai pertimbangan.
Di tengah kondisi sulit ini Hero kini tengah berupaya untuk bisa menjalani karir di Amerika Serikat. Bertinju di Amerika juga menjadi impiannya selama ini.
“Di Amerika tinju masih banyak peminatnya, bisa jadi jalan mengingat kelas ringan seperti saya sedikit pesaingnya,” paparnya.
Hero berpeluang ke Amerika setelah mendapat undangan dari salah satu sasana di negeri Paman Sam itu. Tapi proses untuk berangkat ke Amerika tidaklah mudah.
“Masih sulit mas, gak tahu kurang apalagi ini administrasinya, ini saya ke Jakarta (Kedutaan AS) lagi untuk menanyakan visa, mohon doanya biar segera tuntas,” ujarnya, Sabtu (30/12/2017).