Tahun lalu saja, nilai perdagangan di Jatim mengalami surplus di angka Rp 45,15 triliun.
Angka tersebut, meningkat dibanding 2016 yang sebesar Rp. 23,11 triliun.
Surplus itu didominasi industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri kreatif.
”Jadi kami melihat kekuatan creative economy Jatim yang selama ini sudah cukup bagus, perlu diakselerasi, perlu digenjot. Pemprov Jatim wajib hadir dalam mengiringi perkembangan ekonomi kreatif," lanjut mantan Menteri Negara Pembangunan Daerah Teringgal ini.
Ke depan, kehadiran negara ini tidak akan membuat suasana menjadi birokratis. Yang mana, akan berlawanan dengan DNA creative economy.
"Pemprov Jatim ke depan yang harus adaptif dengan iklim ekonomi kreatif, memberi ruang, memfasilitasi,” ujar Bacagub yang diusung PDI Perjuangan dan PKB ini.
"Dalam 5 tahun ke depan, Jatim harus jadi barometer Industri Kreatif nasional. Modal kita banyak. Dari mulai kuliner (yang mana merupakan kontributor industri kreatif tertinggi), fashion, kerajinan hingga digital lansekap, di mana Kota Malang itu adalah adalah satu pusatnya," pungkas Bacagub yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno ini.