SURYAMALANG.COM, DAU – Jangan buang sembarangan sampah botol plastik. Selain susahnya terurai, sampah plastik juga memiliki dampak buruk untuk lingkungan. Sebaiknya sampah plastik dijadikan bahan kreasi yang bagus dan memiliki nilai ekonomis.
Seperti halnya yang dilakukan Mohammad Taufiq Shaleh Saguanto (39). Di tangannya, sampah botol plastik menjadi bahan souvenir yang bagus dan unik. Botol-botol plastik itu menjadi miniatur lokomotif, helikopter, robot, mobil dan motor. Harganya pun beragam, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 3 juta per unitnya.
Semenjak mengkreasikan sampah botol plastik, Taufiq memberi nama Hot Bottles untuk karya-karya yang ia ciptakan. Karyanya itu telah menembus pasaran internasional. Ada Rusia, Australia, Jepang, Kongo, Ghana dan Malaysia yang menjadi tempat tujuan eskpor.
SURYAMALANG.COM bertemu dengan Taufiq di tempatnya menyimpan koleksi barang-barangnya, di B Walk, Dau , Kabupaten Malang. Di situ, terdapat kreativitas botol yang disusun menjadi robot. Selain itu juga ada miniatur motor Harley Davidson yang terbuat dari botol.
Miniatur-miniatur itu dipajang ditembok dan menjadi pemandangan yang bagus bagi siapapun yang melihat. Taufiq enggan menyebut dirinya pengrajin, ia lebih memilih menyebut dirinya sebagai recycler atau pendaur ulang.
“Saya tidak seahli itu (pengrajin). Apapun mediaku, saya gunakan. Pokoknya anak kecil ngerti botol dibawa pulang, tidak dibuang sembarangan,” katanya membuka percakapan, Jumat (13/7/2018).
Ia kemudian menunjukkan kebolehannya membuat miniatur motor Harely Davidson dari sebotol plastik. Bahannya cukup mudah yakni botol plastik, gunting, lem, sedotan dan semprotan berwarna. Hanya butuh waktu 15 menit, miniatur itu berhasil ia buat.
“Ini RP 25 ribu harganya,” katanya sambil menunjuk barang yang baru saja ia buat.
Melanjutkan ceritanya, kreasi itu diawali Taufiq saat bisnisnya berada di titik terendah pada 2014. Bisnis properti yang ia geluti diterjang krisis karena dililit hutang. Ia pun berupaya mencari jalan keluar agar bisa menutupi hutang-hutang yang ia tanggung.
Di benaknya terlintas niat untuk mewujudkan cita-citanya dengan konsep starting bussiness from zero dollar, making money from zero, dan stop pemakaian botol plastik. Maka mulailah Taufiq mengkreasikan mengubah botol plastik menjadi barang berharga pada 2015. Ia belajar secara otodidak hingga akhirnya bisa mengembangkan usaha barunya itu.
“Ini bagian dari pembuktianku. Tanpa investor dari siapapun, kita bisa bangkit dari keterpurukan usaha,” ujarnya.
Menurutnya, uang dari pemodal adalah barang mati. Sementara yang kreatif adalah yang hidup. Oleh sebab itu, manusia yang hiduplah yang bisa menghidupi. Ia mengubah mindset dari ketergantungan terhadap benda mati, seperti uang. Kini justru sebaliknya, uanglah yang datang dengan lancar ke Taufiq.
Awalnya Taufiq tidak seluruhnya menggunakan sampah botol plastik. Sejumlah barang ia gunakan. Namun lama kelamaan, ia mulai konsisten menggunakan botol plastik.
Untuk memenuhi kebutuhannya akan sampah botol plastik, Taufiq pun tidak malu harus memulung sampah botol plastik. Ia sering memulung sampah botol plastik di rumah tetangganya, bahkan di kawasan Jl Soekarno-Hatta hingga kawasan Jl Besar Ijen.
“Ya begitu soalnya sampah botol plastik di rumah sudah habis. Kalau mulung di kawasan Jl Soekarno-Hatta hingga Jl Besar Ijen sana bisa dapat dua karung,” terangnya.