Lumajang

Wawancara Panjang dengan Bupati Lumajang Lulusan MAN Malang I di Dinoyo

Penulis: Sri Wahyunik
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Thoriqul Haq - Indah Amperawati merupakan satu pasangan dari 13 kepala daerah terpilih di Jatim yang bakal dilantik serentak di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Senin (24/9/2018).

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Pasangan Thoriqul Haq - Indah Amperawati merupakan satu pasangan dari 13 kepala daerah terpilih di Jatim yang bakal dilantik serentak di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Senin (24/9/2018).

Setelah dilantik, hingga lima tahun ke depan, pasangan ini bakal memimpin Kabupaten Lumajang.

Cak Thoriq, demikian panggilan akrab salah satu bupati muda di Jatim itu. Sedangkan wakilnya kerap dipanggil dengan sebutan Bunda Indah.

H Thoriqul Haq MML atau Cak Thoriq akan berusia 41 tahun pada 14 Desember. Bapak tiga anak ini merupakan putra daerah kelahiran Lumajang, berasal dari Desa Sukosari, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang.

Sebelum memimpin Lumajang bersama Bunda Indah, Cak Thoriq dikenal sebagai anggota DPRD Provinsi Jatim.

Selama dua periode keanggotaan dewan (2009 - 2014 dan 2014 - 2019), dia menjabat sebagai Ketua Komisi C.

Saat mendaftar sebagai Calon Kepala Daerah Lumajang lalu, Thoriq akhirnya mundur dari keanggotaan anggota dewan.

Sejak kelas 3 SD ia nyantri di Pesantren Darul Falah Denok Lumajang sembari sekolah di MI Nurul Islam di tempat yang sama.

Selanjutnya, dia sekolah di MTsN Denanyar Jombang, lulus tahun 1993 sekaligus sebagai santri di Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang.

Pada tingkat SMU, ia sekolah di MAN Malang I dan nyantri di Pesantren Al-Fadloli, Dinoyo, Malang (lulus tahun 1996).

Kemudian ia kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan kuliah S-2 di University of Malaya, Kuala Lumpur, jurusan bahasa dan linguistik, lulus tahun 2005. 

Sementara, Indah Amperawati merupakan mantan PNS Lumajang. Di kalangan PNS, perempuan ini dikenal sebagai senior.

Indah pernah menduduki kursi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Lumajang. Indah adalah adik mantan Bupati Lumajang, almarhum Sjahrazad Masdar. Tak aneh, di belakang nama Amperawati kadang tersemat nama Masdar, atau Indah Amperawati Masdar.

Bersama Indah, Thoriq yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gerindra itu akhirnya memenangkan Pilkada Lumajang Juni 2018. 

SURYAMALANG.COM melakukan wawancara khusus dengan Thoriqul Haq sebelum dilantik pada Senin (24/9/2018).

Pasangan Thoriqul Haq - Indah Amperawati merupakan satu pasangan dari 13 kepala daerah terpilih di Jatim yang bakal dilantik serentak di Gedung Negara Grahadi Jatim, Surabaya, Senin (24/9/2018). ()

Thoriq menjawab sejumlah pertanyaan mulai dari visi dan misinya untuk membangun Kabupaten Lumajang, apa yang bakal dikerjakan 100 hari pertama, prioritas pembangunan saat memimpin, juga komitmennya dalam program anti korupsi.

Thoriq berbincang di sela-sela persiapan menjelang pelantikan sebagai kepala daerah Lumajang, Jumat (21/9/2018).

Menurut Thoriq ada tiga fokus yang mereka janjikan melalui visi dan misi saat berkampanye lalu. "Daya saing, kemakmuran, dan jati diri," ujar Thoriq memulai perbincangan.

Thoriq membedah perihal daya saing ini. Ia menegaskan Kabupaten Lumajang merupakan kabupaten dengan segudang potensi, baik ekonomi, budaya, pariwisata, juga sumber daya alam. Tetapi di sisi lain, Lumajang dengan banyaknya potensi itu masih tertinggal dari sejumlah daerah lain di Jatim.

Daya saing pertama yang akan dibenahi Thoriq - Indah dalam memimpin Lumajang adalah daya saing ekonomi.

"Lumajang memiliki banyak komoditas, bicara tentang pertanian atau perkebunan. Semuanya ada. Saat ini yang bisa disebut jadi unggulan di Lumajang adalah kayu sengon," tuturnya.

Kayu sengon merupakan tabungan pasif yang hasilnya berlipat-lipat saat masa panen sekitar lima tahun setelah ditanam. Karenanya sengon menjadi primadona. Di tambah, banyaknya perusahaan pengolah kayu sengon di Lumajang.

Perihal kayu sengon ini, kata Thoriq, Pemkab Lumajang harus hadir supaya ada tata niaga perdagangan. "Ada tata niaga perdagangan, juga penataan produksi. Bagaimana harga sengon bisa terjaga, terkontrol sehingga petani atau masyarakat penanam sengon untung. Penataan ini juga untuk menjaga kontinyitas produksi," ujar Thoriq.

Kemudian ada optimalisasi jejaring untuk mendukung daya saing ini. Jejaring ini menyangkut dunia usaha. Dunia usaha ini, kata Thoriq, harus dihadirkan oleh Pemkab untuk bertemu dengan pelaku pertanian dan perkebunan Lumajang.

"Bicara tentang pisang, Lumajang ini sentranya. Produksi buah alpukat, salaknya yang sangat dikenal. Juga siapa yang tidak melihat melimpahnya produksi kelapa muda di Lumajang," kata Thoriq.

Siapapun yang melintasi kawasan Ranuyoso di pagi hari, pasti akan disuguhi pemandangan kendaraan berderet yang mengangkut kelapa muda. Kelapa muda itu dibawa dari sejumlah kecamatan di Lumajang, yang dikumpulkan di Pasar Ranuyoso yang kemudian diangkut ke beberapa daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Semarang, juga Jakarta.

Thoriq menuturkan dari petani, kelapa muda itu paling dibeli seharga Rp 4.000 per butir. "Harga ini tentu tidak menguntungkan petani. Sementara kelapa muda itu ketika sudah tiba di Surabaya atau Semarang, harganya bisa mencapai Rp 25.000 per butir," lanjutnya.

Di sinilah, kata Thoriq, negara harus hadir. Pemkab harus hadir menjadi perantara antara petani dan pelaku usaha. Kehadiran Pemkab ini sekaligus memendekkan mata rantai distribusi ekonomi.

Thoriq mengusulkan hadirnya pelaku industri yang bersentuhan dengan kelapa muda. 'Kenapa tidak usaha minuman air kelapa muda tidak dihadirkan di Lumajang. Kami mudahkan perizinannya. Karena bahan baku di Lumajang banyak, dan pastinya tenaga kerja juga tersedia. Jejaring usaha ini sangat penting untuk daya saing ini," tegas Thoriq.

Kemudian ada daya saing di sektor pariwisata, selain ekonomi. Lumajang yang berada di kaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, dan Gunung Lemongan, memiliki beragam destinasi wisata alam. Air terjun, ranu atau danau, pantai, juga goa tersedia.

"Mau kawasan yang dingin sekali, atau panas sekali, Lumajang itu punya. Mau dingin datang saja ke Ranupani dan Semeru, kalau mau panas silahkan datang ke pantai-pantainya Lumajang. Pariwisata alam Lumajang ini komplit," lanjut Thoriq.

Untuk meningkatkan daya saing pariwisata Lumajang, Pemkab Lumajang harus bekerjasama dengan pelaku usaha pariwisata. Pemkab Lumajang, lanjutnya, harus berkonsentrasi memperbaiki sarana dan prasarana serta kebijakan terkait pariwisata.

"Promosi dan bagaimana menggaet wisatawan bisa bekerjasama dengan pihak ketiga, seperti guide, atau travel," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Ada sejumlah pariwisata unggulan yang nanti akan dipromosikan oleh Pemkab Lumajang. Karenanya, kepemimpinan Thoriq - Indah juga akan memiliki pekerjaan menentukan destinasi unggulan Lumajang, serta membikin tagline yang akan menjadi 'city branding' Kabupaten Lumajang.

Lalu visi dan misi kedua setelah Daya Saing, adalah Kemakmuran. Kemakmuran menurut Thoriq adalah masyarakat yang sejahtera berkeadilan. Sejahtera yang berkeadlian ini, menurut Thoriq, dilihat dari sisi disparitas ekonomi.

Alumni S-1 dari IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang Universitas Islam Negeri Sunan Ampel/UINSA) itu menceritakan disparitas ekonomi di Lumajang bisa dilihat dari sisi utara dan selatan kabupaten itu. Kecamatan di kawasan selatan Lumajang bisa disebut sebagai kecamatan dengan ekonomi lebih baik dibandingkan kawasan utara Lumajang.

Sebab kawasan selatan dikenal sebagai kawasan yang subur, sedangkan kawasan utara merupakan kawasan yang kering.

"Bagaimana mengikis ini, supaya disparitas antara selatan dan utara tidak terlalu lebar. Ini juga harus dipertemukan. Konsep saya adalah kawasan selatan sebagai kawasan yang memproduksi komoditas, dan utara sebagai kawasan pengolahnya. Saya menyebutnya tata ruang ekonomi," tegas Thoriq.

Ketika ini berjalan, dia yakin, daya saing ekonomi tercipta dan akan menumbuhkan kemakmuran di masyarakat.

Dan visi - misi terakhir perihal Jati Diri. Thoriq - Indah menyebut jati diri ini dengan jati diri masyarakat Lumajang yang bermartabat. Jati diri itu untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat Lumajang selalu berbangga menjadi warga Lumajang.

'Baik secara persepsi dan image. Diperlukan sebagai identitas baru untuk menumbuhkan persepsi dan image yang baik sehingga warga Lumajang bangga saat mengenalkan diri sebagai warga Lumajang," pungkasnya.

Membentuk Lumajang sebagai 'smart city', itulah jawaban Bupati Lumajang terpilih Thoriqul Haq ketika ditanya kebijakan apa terkait anti korupsi.

"Dilakukan oleh sistem, salah satunya dengan smart city. Smart city antara lain dengan e-goverment, ada juga e-budjeting, e-planning. Cara-cara ini kami yakini bisa menekan korupsi," tegas Thoriq.

Selain itu, Kabupaten Lumajang juga harus memiliki komandopengendali yang terkoneksi secara online. Dengan begitu, kepala daerah bisa mengontrol kebijakan dan aplikasi kebijakan itu di lapangan.

Thoriq mencontohkan diperlukannya e-retribusi. Dia mencontohkan e-retribusi yang bisa diterapkan kepada retribusi pasir. Pasir merupakan salah satu komoditas unggulan Lumajang selain hasil pertanian dan perkebunan.

"Jadi pembayaran retribusi tidak perlu lagi dilakukan secara manual. Surat keterangan asal barang tidak bisa lagi dperjualbelikan karena semuanya sudah dilakukan melalui teknologi," imbuhnya.

Pembentukan smart city itu, kata Thoriq, juga diharapkan bisa menekan angka kriminalitas di Lumajang.

"Nanti akan ada satu ruang kontrol secara online, di mana kepala daerah bisa mengontrol. Apakah terkait pajak, pembayaran pajak, perencanaan, juga bagaimana pelaksanaan perencanaan program itu," tegas Thoriq.

Berita Terkini