Dengan pengawalan puluhan petugas kepolisian, skuat Macan Kemayoran harus membelah suporter Persib saat akan memasuki Stadion GBLA.
Tak jarang, berbagai aksi teror, lemparan dan umpatan pun menjadi hal yang harus dijumpai sebelum dan seusai pertandingan.
“Untungnya mereka memiliki banyak polisi. Keamanan ini bisa menghindarkan kami dari hal yang tidak diinginkan.”
“Tentu kami takut apabila terjadi sesuatu, karena kami harus berangkat ke stadion dengan cara yang tidak normal,” kata Renan kepada Globoesporte.
Sepanjang karirnya di dunia kulit bundar, Renan mengakui ini merupakan pengalaman pertamanya.
“Saya sudah pernah bermain dalam pertandingan klasik. Tapi saya belum pernah mengalami ini,” ujar Renan.
Renan juga menyinggung insiden pengeroyokan yang menewaskan Haringga.
“Situasinya sangat sulit. Ini melibatkan banyak faktor di luar lapangan.”
“Kami hanya bisa menyesali dan berduka,” katanya.
Berita ini sudah dimuat di Bolasport.com dengan judul Kepada Media Brasil, Pemain Asing Persija Beri Kesaksian soal Aksi Kekerasan di Sepak Bola Indonesia