Ada Teman Kamu yang Suka Berbohong? Kemungkinan Doi Mengidap Penyakit Ini

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SURYAMALANG.com - Gemar berbohong ternyata bisa menjadi indikasi menderita penyakit, bagaimana penjelasannya?

Akhir-akhir ini banyak berita hoax yang beredar dengan mudah di dunia maya.

Penyebaran berita hoax ini menjadi dipermudah karena banyaknya netizen yang kurang teliti atau teredukasi mengenai berita bohong.

Tentu mengesalkan jika terus-terusan mendapat berita bohong di sosial media kamu bukan?

Baca: Polisi Periksa 17 Orang Terkait OTT di Puskesmas Karangploso, Malang

Baca: Info CPNS Kota Batu, Disabilitas Hanya Dijatah Tiga Kursi

Namun pasti lebih mengesalkan lagi jika ada teman kamu yang kerap menceritakan cerita bohong padamu.

Jangan terburu-buru menghakimi temanmu, ternyata ada sebagian orang yang berbohong tanpa disadari.

Hal ini terkait dengan penyakit patologis yang membuat penderitanya terus berbohong.

Namun sebenarnya penderita tersebut tak sadar bahwa dirinya tengah berbohong.

Penyakit yang tergolong unik ini disebut mitomania.

Mitomania adalah gangguan yang membuat penderitanya berbohong tanpa sadar.

Namun tujuan kebohongan mereka ini bukanlah untuk menipu lawan bicara mereka.

Baca: Aremania Wajib Tahu, Inilah 7 Peraturan yang Harus Dipatuhi saat Laga Arema FC Vs Persebaya

Baca: Mahasiswa Demo Dukung Jaksa Agar Usut Tuntas Skandal Lab MIPA Universitas Negeri Malang

Penderita sebenarnya tengah menceritakan khayalan yang ada di dalam kepalanya saja.

Ini tentu berbeda dengan kebohongan biasa yang bertujuan menutupi kenyataan yang ada, atau untuk menipu lawan bicara.

Penderita mitomania ini tidak merasa bahwa kebohongan mereka akan memiliki dampak buruh untuk dirinya ataupun orang lain.

Bagi mereka yang terpenting orang lain mendengarkan dan mengakui cerita yang dikarangnya itu.

Tak hanya itu, penderita cenderung tak merasa bersalah dengan kebohongan yang mereka buat itu.

Pasalnya kebohongan mereka ini adalah salah satu bentuk usaha mereka untuk lari dari kenyataan yang tak dapat mereka terima.

Baca: Potret Suporter Sepakbola Galang Dana Untuk Korban Gempa & Tsunami di Sulteng, Ada BCS & Snex

Baca: Sutoyo Dosen Universitas Negeri Malang Buronan Kejaksaan, Beginilah Rekam Jejak Tabiatnya

Lalu kenapa seseorang dapat menderita mitomania?

Biasanya awal mula gangguan ini bisa disebabkan dari kegagalan demi kegagalan yang dialami penderita.

Penderita mereka tak mampu menghadapi kenyataan tersebut sehingga membuat kebohongan untuk melarikan diri dari kenyataan.

Biasanya kegagalan keluarga, studi, pekerjaan, masalah hidup maupun asmara bisa menjadi sumber penyebat gangguan patologis ini.

Biasanya penderita Mitomania cenderung terdorong dan terbiasa untuk berbohong pada lawan bicaranya.

Namun bedanya, ketika kebohongannya ketahuan, penderita Mitomania tidak akan terlihat salah tingkah ataupun panik.

Baca: Jaksa Malang Tahan Notaris Natalia Christiana Terkait Kasus Aset Lahan di Oro-oro Dowo

Baca: Sutiaji Ingin Kota Malang Punya Sport Center, Idealnya Ada Lahan 32 Hektare

Dia justru akan memutarbalikan cerita dan membuat kebohongan baru hingga akhirnya lawan bicara percaya dengan yang diucapkannya.

Semakin tersudut, akan semakin berbelit-belit ceritanya dan kebohongannya akan semakin menjadi-jadi.

Jika bertemu dengan penderita mitomania, jangan terburu-buru menghakimi mereka.

Sesungguhnya penderita mitomania ini adalah korban dari kenyataan hidup yang tak mampu mereka tanggung.

Selain itu, enyakit ini bukanlah penyakit yang tak dapat disembuhkan, dengan terapi bersama ahli jiwa yang tepat, mitomania dapat dikurangi bahkan disembuhkan.

Berita Terkini