News

Tim Reality Show Katakan Putus Ungkap Kejanggalan Naik Lion Air Semalam Sebelum JT 610 Jatuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Conchita Caroline

SURYAMALANG.COM - Tim 'Katakan Putus' ungkap kejanggalan naik Lion Air semalam sebelum Lion JT 610 jatuh. 

Kejanggalan itu diceritakan oleh Tim Katakan Putus Trans TV saat hadir di acara Pagi-pagi pasti happy. 

Tim dari program acara reality show yang tayang di Trans TV itu menceritakan bagaimana kejadian serta kejanggalan yang mereka alami ketika Naik Lion Air semalam sebelum kecelakaan Lion JT610.

Awalnya Conchita Caroline, pembawa acara "Katakan Putus" pun sempat menceritakan pengalamannya naik pesawat Lion Air hari sebelumnya, Minggu (28/10) malam.

Melalui Instagramnya, Conchita menceritakan beberapa perasaan janggalnya ketika hendak terbang menggunakan pesawat Lion Air.

Tetapi, ia tak bisa memastikan pesawat Lion Air yang ia gunakan saat itu sama seperti pesawat yang jatuh atau tidak.

Baca: Ibunda Eko Patria Meninggal Dunia, Sederet Selebriti Kunjungi Rumah Duka, Begini Suasananya

Baca: Ular Sanca Kembang Sepanjang 3 Meter ini Berkeliaran di Kawasan Kota Kediri

Baca: Mbah Said, Jual Es Campur Keliling di Kota Batu Sejak 1954 Hingga Kini Umur 80 Tahun

Setelah Conchita bercerita di Instagramnya, sejumlah kru Katakan Putus menceritakan perasaan mereka melalui acara "Pagi Pagi Pasti Happy" yang tayang pada Selasa, (30/10/2018)

Aria Jatmika, salah satu kru Katakan Putus membenarkan bahwa ia bersama kru lain dan Conchita menaiki pesawat Lion Air dari Depansar ke Jakarta pada malam hari sebelum kejadian.

Ia juga belum bisa memastikan tim Katakan Putus menaiki pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 atau bukan.

Tapi, Aria mengatakan kalau awalnya pesawat yang dipakai tim Katakan Putus sempat tertunda 2 jam karena datang terlambat.

Kemudian pesawat itu kembali menunda penerbangan karena terjadi suatu masalah yang tidak diketahui penumpang.

"Terus kita masuk di pesawat jam 8, nah setelah di pesawat kita (pesawat) ditarik ke belakang itu mau di jalan runway tapi ngga jalan-jalan. Karena ngga jalan-jalan akhirnya (pesawat) ditarik lagi ke apron (tempat parkir pesawat)," kata Aria Jatmika.

Aria Jatmika dan penumpang lainnya hanya merasakan kepanasan di dalam pesawat karena AC mati ketika kembali ke parkiran.

Baca: Maia Estianty Langsungkan Pernikahan di Jepang, Mobil Mewah di Rumahnya Justru Diketahui Ringsek

Baca: Indonesia Protes! Arab Saudi Eksekusi Mati Tuti Tursilawati Tanpa Pemberitahuan

Baca: Reaksi IDI Jatim soal Dugaan Pelecehan Oknum Dokter pada Co Pilot Cantik di Surabaya

"Nah di situ kita pertama hampir sejam di dalam pesawat, kejadian di situ sih cuman AC, akhirnya kita keluar kan biar karena lagi diurus segala macam. Karena udah panas banget terus kita minta turun (pesawat)," ujarnya.

Setelah 1 jam menunggu lagi, tim Katakan Putus dan penumpang lainnya pun kembali diminta masuk ke dalam pesawat.

Cerita tim Katakan Putus rasakan banyak kejanggalan ketika naik pesawat Lion Air sebelum kejadian (youtube/trans tv dan kompas.com/Andri Donnal Putera)

Saat itu Aria Jatmika merasa ada yang aneh dari pesawat Lion Air yang dinaiki karena beberapa kali mesin dan lampu mati total lalu nyala kembali.

"Kita turun, setelah 1 jam kita diminta naik lagi. Nah kalau misal kita startermobil langsung nyala, kalau ini (pesawat) itu kayak starter nyala terus mati dan itu juga matinya total," lanjutnya.

Ia dan penumpang lainnya merasakan hal itu selama 1 jam di dalam pesawat yang tak kunjung jalan.

Sampai akhirnya pesawat siap takeoff, Aria masih merasakan ada yang aneh dari mesin pesawatnya karena seperti digas terus-menerus layaknya tes gas mobil.

"Sebenarnya sih ngga terasa apa-apa (setelah terbang) tapi aneh itu pas terbang kita masih bisa lihat daratan ada lampu-lampu, itu artinya kita terbang ketinggiannya ngga terlalu tinggi," sambungnya.

Abdul Wahid, salah satu tim Katakan Putus ini juga mengaku sempat mengonfirmasi masalah pesawat mereka ke pihak staff engineering yang menangani pesawatnya.

Menurut penuturannya sempat terjadi miskomunikasi antara staff engineering dan pilot ketika menangani masalah peawatnya.

"Jadi pas yang pertama pesawat balik lagi ke apron itu si engineering bilang ke pilot untuk check-in kembali AC-nya penumpang diharapkan turun itu (kata) pihak enginnering-nya ke pilot.

Cuman dari pilotnya menahan kita (penumpang) untuk tidak turun. Jadi ada miskomunikasi antara mereka berdua," ujar Abdul Wahid.

Selain itu, Abdul juga menyayangkan penumpang diminta naik ke pesawat ketika kru masih uji coba mesin pesawat.

"Nah udah dari situ engineering bilang 'kita akan melakukan cek mesin', tapi yang dipermasalahkan kenapa pas cek mesin itu penumpang disuruh naik," katanya.

Begitu pula keluhan Ardiyanto Nugraha yang juga tim Katakan Putus ketika menaiki pesawat Lion Air di malam hari sebelum kejadian JT-610.

Ardiyanto merasa dan mendengar ada yang aneh dari suara mesin pesawat Lion Air yang digunakan mereka.

Ia pun sempat bertanya pada salah satu pramugari tetapi tidak mendapat jawaban yang jelas.

"Sempat nanya ke salah satu pramugari tapi dia ngga ngasih penjelasan apa-apa, dia cuman bilang 'tunggu dan kita mau ambil snack' gitu," keluhnya.

Padahal menurutnya penumpang wajib tahu mengenai apapun yang terjadi pada pesawat mereka.

Terlebih masalah tersebut bisa berisiko pada nyawa banyak orang.

Sanksi untuk Lion Air

Sementara itu, terpisah Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi singgung sanksi yang akan diberikan kepada pihak maskapai penerbangan Lion Air.

Dengan tegas Budi Karya Sumadi mengatakan dirinya akan memberikan sanksi berupa pinalti terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Pakis Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) kemarin.

"Saya akan buat keputusan berupa pinalti ke Lion Air," ungkap Budi Karya Samudi saat ditemui Grid.ID usai meninjau posko induk evakuasi di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10).

Meski demikian dirinya akan menentukan kembali sanksi yang akan diberikan pada pihak Lion Air setelah menemukan kotak hitam (black box) yang masih berada di dalam lautan Karawang.

Sebab menurutnya, kotak hitam tersebut bisa membantu untuk mengetahui lebih lanjut insiden jatuhnya pesawat tersebut.

"Sanksi baru bisa dilakukan setelah tahu kesalahannya. Kita tahu apakah kesalahannya itu karena menajemen, apakah itu karena pesawat, atau karena kru, atau karena SOP."

Budi Karya Samudi saat meninjau posko induk evakuasi di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10). (Siti Sarah Nurhayati/Grid.ID)

"Nanti itu kan kita dapatkan setelah KNKT menemukan black box," tuturnya seperti dikutip dari Grid.ID artikel berjudul 'Kemenhub Siap Berikan Sanksi Pada Pihak Lion Air Usai Black Box Ditemukan' tayang Selasa, (30/10/2018).

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan klarifikasi terhadap Lion Air dengan berfokus pada pembelian pesawat baru yang dilakukan Lion Air.

Sebab seperti diketahui burung besi yang baru terjatuh ini merupakan pesawat baru yang dibeli dua bulan lalu.

Kemenhub juga akan meminta klarifikasi kepada Garuda Indonesia yang juga baru membeli pesawat yang sejenis, yaitu Boeing 737 Max.

"Dari segi perhubungan, kemarin kami sudah melayangkan surat kepada Lion Air dan kepada Garuda untuk melakukan inspeksi terhadap pesawat 737 Max berkaitan dengan beberapa klarifikasi."

"Klarifikasi ini akan kami simpulkan dan akan kami sampaikan kepada KNKT dan ini akan menjadi dasar bagi KNKT untuk menetapkan apa penyebab dari kejadian tersebut," jelas Budi.

Lebih lanjut, nantinya klarifikasi tersebut akan dilakukan pekan depan.

"Klarifikasi ini secara detail dan seksama tanpa praduga apa-apa. Akan kita laporkan jadi kalau ada kelainan dan kerusakan dalam satu bulan ke belakang akan kita catat," tukasnya.

Simak juga cerita tim katakan putus di sini:

Berita Terkini