Kabar Surabaya

Pentingnya Membaca Niat Puasa Ramadan & Puasa Wajib yang Lain Menurut Wakil Sekertaris PWNU Jatim

Penulis: Pipit Maulidiya
Editor: Zainuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ramadan 2019

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَان هَذِهِ السَّنَة لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi ramadhani haadzihis sanati lillaahi ta’aala.

Artinya :

Saya niat puasa esok hari, yaitu puasa fardhu Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.

Syukron mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan ulama di Indonesia bukan asal-asalan.

Itu sebagai bentuk ijtihad dan pengajaran pada umat yang berdasarkan pada mazhab Syafi’i.

Adapun beberapa kelompok yang menganggap tidak boleh melafalkan niat.

Tapi, melafalkan niat itu dianjurkan oleh mayoritas ulama.

Cukuplah apa yang dikatakan Imam Nawawi yang mewakili mazhab Syafi’I :

وَمَحَلُّ النِّيَّةِ الْقَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ نُطْقُ اللِّسَانِ بِلَا خِلَافٍ وَلَا يَكْفِي عَنْ نِيَّةِ الْقَلْبِ بِلَا خِلَافٍ وَلَكِنْ يُسْتَحَبُّ التَّلَفُّظُ مَعَ الْقَلْبِ
Artinya :

Tempatnya niat adalah hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dengan lisan berdasarkan kesepakatan ulama. Tidak sah niat yang tidak dengan hati, (masalah ini ) tidak ada khilaf, tetapi dianjurkan untuk melafadzkan niat dengan lisan bersama (niat) di hati.

والله اعلم بالصواب 
Artinya :

Dan Allah Maha Tahu Segala Kebenaran.

Berita Terkini