SURYAMALANG,.COM, PAMEKASAN - Sekelompok mahasiswa Universitas Madura (Unira) berikhtiar membuat alat pengendali suhu dan kelembapan tanah untuk kaum tani.
Awalnya, mereka melihat kegelisahan para petani manggis di Desa Bukek Kecamatan Tlanakan, Pamekasan yang mengeluhkan susahnya menghidupi tanamamannya akibat kondisi tanah yang tandus dan gersang.
Setelah membuat riset, mereka lantas mengajukan proposal melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diajukan ke Kemenristekdikti RI.
Proposal berjudul 'Sistem Pengendali Suhu dan Kelembaban Pada Tanaman Manggis' itu akhirnya lolos.
Kelompok PKM dari Unira diketuai Andhis Yoga Prasetya akan mempresentasikannya di kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada 2 Juli 201.
"Jadi para petani Manggis itu mengeluh karena tidak bisa mengontrol suhu dan kesulitan dalam penyiraman untuk tanaman manggis mereka," kata Andhis Yoga Prasetya, Senin (1/7/2019).
Andhis Yoga Prasetya mengungkapkan bahwa tanah di Madura khususnya di Kabupaten Pamekasan dikenal tandus dan panas.
"Untuk buah manggis itu kan butuh tempat yang dingin dan tropis. Nah alat yang kita ciptakan ini fungsinya untuk mengontrol suhu di daerah tanaman manggis supaya pertumbuhan manggis dapat terjaga," beber Andhis.
Lebih lanjut Andhis menjelaskan cara kerja alat tersebut, yakni penyiraman dari alat itu akan aktif sendiri sesuai suhu di lokasi yang sudah ditentukan.
"Nanti alat itu akan berfungsi dengan sendirinya dan langsung melakukan penyiraman terhadap tanaman di sekitarnya," ujar Andhis.
Andhis mengaku, untuk saat ini alat yang ia ciptakan bersama Tim PKMnya hanya berfungsi untuk mengontrol kelembapan tanah dan pengaturan suhu di sekitar tanaman saja.
"Dalam pembuatan alat ini dengan pompa air habis dana sekitar Rp 2,5 juta," ungkapnya.
Selain itu, Andhis mengatakan, nanti setelah alat itu akan lulus dari monev Kemenristekdikti akan dibuat lebih banyak dan untuk fungsinya akan ditambah lebih canggih lagi yakni bisa dikontrol melalu handphone.
"Jadi petani tidak susah-susah dalam melakukan penyiraman. Cukup dikontrol melalui handphone di rumahnya," ucapnya.
Sedangkan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Sholeh Rachmatullah mengatakan, bahwa alat yang sudah diciptakan oleh mahasiswanya tersebut sudah disosialisasikan kepada kelompok tani di Desa Bukek Pamekasan.