Malang Raya

Staf Ahli Mendikbud ke Malang, Sebut akan Revisi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana dialog pendidikan yang dilaksanakan oleh BKLM (Biro Komunikasi Layanan Masyarakat) Kemendikbud di Hotel Swiss-bel Inn, Kota Malang, Senin (29/7/2019).

Penguatan nilai-nilai Pancasila harus sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Untuk itu peran tak hanya di sekolah, tapi juga orangtua dan masyarakat.

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan direvisi dengan pendidikan praktikal nilai-nilai Pancasila sehingga siswa tak hanya mendapat ilmu pengetahuan tapi melaksanakan. Ini sebagai pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

"Untuk itu, guru-guru harus lebih banyak memberikan contoh-contoh, keteladanan dan pembiasaan. Bukan hafalan atas pengetahuan tapi sebagai beeing atau melaksanakan," jelas Dr Arie Budhiman, Staf Ahli Mendikbud bidang pembangunan karakter dalam dialog pendidikan oleh Biro Komunikasi Layanan Masyarakat (BLKM) Kemendikbud di Hotel Swiss-Bel Inn Kota Malang, Senin (29/7/2019).

Pada 10 Juli 2019 lalu, telah diluncurkan program PPKn dengan penguatan nilai-nilai moral Pancasila yang melibatkan Kemendikbud, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

"Ini sekarang sedang proses dikaji," jelas Arie. Nanti jika revisi PPKn sudah jadi, maka akan disosialisasikan ke guru-guru PPKn dan pelatihan. Tapi diyakini guru-guru sudah paham karena ini bukan hal baru.

Apalagi dari aplikasi PPK di Kota Malang juga dirasakan bagus. "Mungkin harus diyakinkan agar PD mengenal perilaku-perilaku yang bagus. Apa yang telah dilakukan oleh guru bisa dituangkan agar otentik," kata dia. Di tiap daerah, pasti ada nilai-nilai kearifan lokal yang diangkat. Syamsul, guru PPKn SMPN 9 Kota Malang menambahkan, penanaman nilai-nilai Pancasila selama ini sudah dilakukan di sekolah.

"Tapi di revisi PPKn nanti sepertinya dipertegas lagi," kata Syamsul yang mengikuti dialog itu pada Suryamalang.com.

https://facebook.com/suryamalang.tribun | SURYAMALANG.COM | IG: @suryamalangcom (.)

Penguatan nilai-nilai Pancasila harus sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Untuk itu peran tak hanya di sekolah, tapi juga orangtua dan masyarakat.

Ditambahkan Dr Retno Kinteki MSos, widya iswara di P4TK PKN-IPS, penguatan nilai-nilai Pancasila tak hanya dilaksanakan di PPKn, tapi secara tidak langsung bisa di mapel lain atau kegiatan sekolah.

"Bisa diintegrasikan," kata dia. Maka semua pendidik bisa jadi contoh sebagai panutan. Tak hanya sekedari bicara Pancasila. Contohnya di mapel Geografi sebagai contoh rasa syukur pada Tuhan karena tinggal di Indonesia. Bisa menikmati air bersih dll. Sedang Zubaidah, Kadindik Kota Malang menyampaikan pelaksanaan aplikasi PPK di Kota Malang. Sehingga PPK tak sekedar teori tapi sudah diimplementasikan.

"Kami sudah melakukannya di Kota Malang," katanya. Misalkan membudayakan mencium tangan saat di sekolah dengan bapak ibu guru. Termasuk cara mencium tangan yang benar. Karena ada juga yang saat mencium tangan tapi dengan menempelkan ke pipi, dahi. "Makanya bapak ibu guru, tangannya disemprot parfum agar anak-anak mau mencium tangan guru," kata Zubaidah. Budaya ini juga disarankan ke sekolah non Islam di Kota Malang.

Begitu juga mengenai nilai PPK di integritas juga diamalkan dengan dilaksanakan ujian menggunakan komputer, termasuk untuk ujian sekolah bagi siswa kelas 6 SD. Ada juga gerakan sholat tepat waktu dan gerakan sedekah Rp 1000 per hari di sekolah-sekolah yang nanti bisa dipakai untuk membantu sebuah kebutuhan. Sehingga selain ada nilai regius juga gotong royongnya. 

Berita Terkini