Jendela Dunia

Perjuangan Seorang Ibu yang Harus Melahirkan di Taksi Online, Persalinan Dibantu Suaminya Sendiri

Penulis: Frida Anjani
Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perjuangan Seorang Ibu yang Harus Melahirkan di Taksi Online, Persalinan Dibantu Suaminya Sendiri

SURYAMALANG.COM - Proses melahirkan bukanlah suatu hal yang dapat diprediksi seperti yang terjadi oleh sepasang suami istri di Singapura ini. 

Pasangan suami istri ini tak pernah menyangka jika keduanya akan melakukan proses persalinan anak ketiga mereka di sebuah jok belakang taksi online yang mereka sewa.

Meski sudah berusaha menuju rumah sakit secepat mungkin, nasib berkata lain dan pasangan suami istri itu harus berjuang melahirkan bayi kecil mereka di dalam sebuah taksi online. 

Sebuah proses persalinan adalah proses yang tak bisa diprediksi karena jika sudah waktunya, bayi yang ada di dalam perut seorang ibu hamil pasti akan keluar tanpa perduli sang ibu berada di mana.

Maka dari itu, tak jarang jika banyak kasus ibu-ibu hamil yang tak sengaja melahirkan di tempat umum. 

Pengalaman melahirkan buah hati di tempat umu tersebut juga dialami oleh pasangan suami istri yang tinggal di Canberra, Singapura ini. 

Karena mendesak, buah hati mereka terpaksa harus dilahirkan di jok belakang sebuah taksi online.

Melansir The Straits Times, Selasa (13/8/2019), seorang guru playgrup bernama Nur Syazwani Muhammad Rosdi yang tengah hamil mengalami kontraksi yang kuat pada Rabu (7/8/2019) malam.

Perempuan berusia 25 tahun tersebut didampingi suaminya memesan sebuah taksi online untuk membawa mereka ke Rumah Sakit Thomson Medical Center.

Ketika baru berjalan sekitar 10 menit menggunakan taksi online untuk menuju rumh sakit, ketuban Syazwani pecah.

Dalam sebuah postingan di akun Facebook miliknya, Syazwani menuliskan jika dirinya mencoba untuk menenagkan tubuhnya sekaligus merasakan setiap rasa sakit yang ia rasakan akibat kontraksi dari bayi yang akan ia lahirkan.

Perjuangan Seorang Ibu yang Harus Melahirkan di Taksi Online, Persalinan Dibantu Suaminya Sendiri (Facebook Kamal Wani via The Straits Times)

Namun, nasib berkata lain saat Syazwani merasakan jika dirinya dalam proses persalinan. 

"Kemudian, tubuh saya memulai tahap untuk persalinan," tulis Syazwani pada halaman Facebook miliknya.

Syazwani pun akhirnya memutuskan untuk melupakan banyak hal dan fokus untuk melahirkan anaknya di dalam sebuah taksi online.

"Saya memutuskan untuk membuang martabat saya keluar dari jendela mobil," tambah Syazwani

"Tubuh saya mengatakan kepada saya untuk mendorong bayi keluar (dari rahim). Saya melakukannya."

Ketika Syazwani memberi tahu suaminya, bahwa ia akan melahirkan bayinya, suaminya awalnya panik.

Meski pasangan itu sudah memiliki dua anak, kejadian ini adalah pengalaman pertama kalinya baginya menghadapi sebuah proses persalinan anaknya di dalam sebuah mobil.

Suami Syazwani, Kamarulnizam Kiman yang juga berusia 25 tahun mengatakan kepada The Straits Times, "Saya hanya ingin sampai di rumah sakit."

Namun, dengan waktu dan keadaan yang tak memungkinkan, akhirnya Kamarulnizam membantu istrinya melahirkan bayi perempuan mereka di dalam mobil.

Akhirnya anak mereka yang berjenis kelamin perempuan berhasil dilahirkan.

"Saya memegang putri saya di satu tangan dan plasenta istri saya di tangan yang lain," kata Kamarulnizam.

Seluruh proses persalinan memakan waktu sekitar 10 menit, yang "sangat cepat" dibandingkan dengan dua anak pertama pasangan itu, jelas Kamarulnizam kepada media lokal.

Pasangan itu kemudian tiba di rumah sakit setelah perjalanan 30 menit menggunakan taksi online.

Syazwani menulis dalam posting Facebooknya bahwa dia berterima kasih kepada pengemudi taksi online mereka, Chia Shang Heng, karena pengertian, ramah dan toleransi terhadap malasah yang mereka hadapi.

"Kami mohon maaf atas kekacauan yang terjadi pada mobil Kamu, bisnis yang hilang karena tidak memiliki mobil yang bersih untuk dikendarai dan adegan drama mengerikan yang harus Kamu hadapi saat mengemudi.

"Sekali lagi terima kasih telah menjadi pembalap pahlawan kita."

Selain tarif taksi online sebesar 15 dolar dan tip 8 dolar, yang merupakan jumlah maksimum yang dapat mereka berikan di aplikasi, pasangan itu memberinya 220 dolar (sekitar Rp 2,2 juta) sebagai kompensasi.

Setelah kejadian tak terduga itu, kini pasangan tersebut beserta putrinya, Mia, telah bisa beristirahat di rumah. 

Berita Terkini