SURYAMALANG.COM, MALANG - Realisasi penyerapan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Jawa Timur hingga akhir Agustus 2025 tercatat baru mencapai 6,17 persen dari total alokasi 173 ribu ton.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan upaya distribusi harus diperkuat agar masyarakat dapat menjangkau beras dengan harga terjangkau.
“Harapan kami distribusi SPHP dari Bulog lebih digencarkan. Memang cukup banyak yang masuk lewat aplikasi Klik SPHP, tapi tidak mudah pencairannya. Solusinya kami gelar pasar murah dengan bantuan TNI dan Polri,” kata Khofifah Indar Parawansa kepada SURYAMALANG.COM di Kota Malang, Rabu (27/8/2025).
Menurut Khofifah, lonjakan harga beras di pasaran menjadi salah satu alasan utama pemerintah mempercepat distribusi beras SPHP.
Ia merujuk pada kebijakan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dua hari lalu menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dari Rp 12.500 menjadi Rp 13.500 per kilogram.
“Kalau harga beras naik, masyarakat sulit menjangkaunya. Itu sebabnya pasar murah menjadi cara agar masyarakat tetap bisa membeli dengan harga wajar,” ujarnya.
Baca juga: Kelangkaan Beras Medium di Kota Malang, Diskopindag Kota Malang Pantau Keenganan Distributor
Khofifah memastikan stok beras SPHP di Jawa Timur dalam kondisi aman. Namun, distribusi melalui aplikasi disebut belum berjalan lancar.
Meski demikian, ia mencontohkan bahwa penyaluran di Kota Malang relatif tidak mengalami kendala berarti.
“Kami pastikan stok sangat cukup. Hanya saja, untuk mengeluarkannya terkendala sistem aplikasi. Di beberapa daerah distribusi belum lancar, tapi di Kota Malang cukup baik,” tambahnya.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan pasokan untuk Kota Malang tercukupi. Ia menyarankan agar warga beli beras ke pasar tradisional jika tidak bisa menemukan stok di toko kelontong.
"Datang saja ke pasar tradisional, di sana stoknya ada," paparnya.
Eko mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Bulog menyalurkan SPHP setiap hari ke pasar tradisional. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan, utamanya beras medium.
"Ketersediaan mencukupi, tidak ada masalah. Kelangkaan beras medium diatasi dengan SPHP. Kami koordinasi dengan Bulog untuk distribusi SPHP ke pasar. Ini berjalan setiap hari ke pasar rakyat," katanya.
Lucky Aditya, warga Kedungkandang mengaku kesulitan mendapatkan beras. Ia telah datang ke empat toko kelontong untuk mencari beras kemasan 5 Kg.
"Tapi tidak ada. Sulit menemukan beras medium," katanya.