"Pihak pengelola apartemen atau hotel agar lebih mengetatkan keamanan. Jangan sampai tempat tersebut dijadikan tempat melakukan tindakan asusila," kata Ferdy di Polres Tangsel, Rabu (21/8/2019).
Peningkatan keamanan yang dimaksud Ferdy seperti dengan melakukan pengawasan kepada penyewa.
Menurutnya dengan cara tersebut akan meminimalisir tindakan asusila.
"Jadi kembali pengawasan dan lebih mengecek apabila ada hal-hal yang mencurigakan atau tidak," paparnya.
Menurut Ferdy peningkatan ini setelah adanya kasus asusila yang terjadi di Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang, pada dua minggu terakhir.
Hampir sebagian besar, kamar dari apartemen tersebut dapat disewakan dengan mudah.
"Apartemen ini sebagaian besar bisa disewakan ke luar. Sehingga mudah bagi para pelaku ini untuk menyewa kamar untuk melakukan hal-hal berkaitan dengan asusila," tutupnya.
6 Trik pelaku kejahatan
Maraknya kasus pelecehan seksual yang ada, membuat kamu harus selalu waspada melihat kondisi sekitar.
Setiap situasi berbeda bentuknya, dan hanya kamu yang dapat mengevaluasi masalah dan memutuskan respon terbaik.
Yang jelas, mengabaikan pelecehan tidak akan menyebabkan masalah hilang begitu saja.
Jika dibiarkan, pelecehan seksual bisa mengarah pada hal yang lebih serius yakni kekerasan seksual seperti perkosaan.
Agar lebih waspada, ketahui 6 trik yang biasanya dilakukan para pelaku pelecehan seksual untuk memanipulasi korban seperti dilansir BlogTribunJualBeli.com:
1. Menjebak korban
Hal pertama yang akan dilakukan oleh para pelaku pelecehan adalah mencari celah atau tempat sepi untuk melancarkan aksinya.
Di sinilah biasanya pelaku akan mengintimidasi dan menyudutkan korban.
Biasanya mereka akan mengajak ke tempat-tempat seperti sengaja mengadakan pertemuan di kamar hotel, atau sekadar mampir ke rumah calon korbannya dengan dalih ada sesuatu yang tertinggal atau ingin dibicarakan.
Intinya hal ini bertujuan untuk membuat korban dalam kondisi sendirian.
Serangan selanjutnya yaitu mulai mendekati korban dengan memegang bagian tubuhnya.
Bisa juga pelaku menghalangi jalan korban dan menggunakan badannya untuk lebih menyudutkan korban.
Hati-hati jika ada orang yang menggiring kamu pada kondisi tersebut.
Usahakan menolak ajakannya, terlebih jika orang tersebut tidak kamu kenal.
Pastikan kamu selalu berada dalam situasi yang ramai agar pelaku tidak memiliki kesempatan untuk melancarkan aksinya.
2. Meyakinkan korban kalau tindakannya itu wajar
Strategi manipulasi yang paling umum dilakukan oleh para pelaku pelecehan seksual ialah meyakinkan korban kalau hal-hal yang dilakukannya, misalnya menyentuh payudara atau bagian tubuh korban lainnya adalah hal yang wajar.
Misalnya dengan berkata, “Di mana-mana pacaran itu, ya, begini!” atau, “Kok, kamu melawan? Semua orang yang bekerja dengan saya itu memang biasa melakukan hal ini dengan saya.”
Hal ini akan mendorong korban untuk sulit menolak karena berpikir mungkin ini memang hal yang normal.
Padahal kenyataannya, korban telah termakan oleh manipulasi sang pelaku.
Perlu diingat bahwa tubuhmu sepenuhnya milikmu.
Tidak ada satupun orang yang berhak menyentuh tubuhmu tanpa seizinmu.
3. Membuat korban merasa bersalah
Pelaku pelecehan seksual biasanya senang membuat korbannya merasa bersalah.
Misalnya pelaku dan korban pulang larut malam berdua.
Hal ini bisa dimanfaatkan pelaku yang mengantarkan korban pulang sebagai imbalan dan justru menuduh korban yang berinisiatif dengan minta diantarkan pulang.
Padahal, dalam situasi apa pun pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dan satu-satunya yang bersalah yaitu si pelaku, bukan korban.
Selain itu, pelaku pelecehan seksual juga senang membuat korbannya merasa berhutang bantuan padanya.
Contohnya karena dia mentornya atau orang yang memberi pekerjaan padanya.
Dengan begitu, kesempatan untuk menuruti permintaan sang pelaku lebih besar.
4. Menolak jawaban “tidak”
Para pelaku pelecehan seksual biasanya memiliki kegigihan untuk membujuk korban untuk melakukan apa yang diinginkannya dengan cara yang halus dan terkesan sopan.
Walaupun sudah ditolak berkali-kali, biasanya pelaku akan terus berusaha untuk mendapatkannya.
Pelaku tidak akan cepat menyerah hanya karena beberapa penolakan, karena dalam kamus para pelaku tidak ada kata “tidak”.
Mereka akan terus mencari cara agar korban mau dan mengiyakan permintaannya meski terpaksa.
Jika kamu berada dalam posisi ini, segera cari bantuan dan laporkan tindakan pelaku pada pihak yang berwenang.
Baik itu manajer HRD, kepala sekolah, kepolisian, dan lainnya.
5. Ancaman atau godaan terselubung
Pelaku bisa menggunakan ancaman untuk membujuk calon korbannya.
Misalnya mengancam akan menghancurkan karier atau reputasi korban jika menolak ajakannya.
Bisa juga sebaliknya, pelaku menggunakan godaan demi mendapatkan wanita tersebut, misalnya menjanjikan kenaikan jabatan atau nilai ujian yang tinggi.
6. Minta korban untuk melakukan hal yang sepele
Salah satu cara klasik untuk memanipulasi korban pelecehan seksual adalah dengan memintanya melakukan hal-hal yang terkesan sepele terlebih dahulu.
Sebagai contoh, pelaku meminta korban untuk memijat bahunya.
Bila korban bersedia, lama-lama pelaku akan meminta korban untuk memijat bagian tubuhnya yang lain, seperti di area kelamin.
Karena tadinya korban sudah terlanjur menyetujui permintaan awal pelaku, akan sulit baginya untuk menolak permintaan selanjutnya dengan tegas.
Perlu diingat bahwa pelaku pelecehan seksual bisa melakukan cara apapun agar tujuannya terpenuhi.
Jadi, sebenarnya masih ada ratusan trik lain yang bisa dilakukan seorang pelaku pelecehan seksual untuk melancarkan aksinya.
Karena itu, setiap kali kamu merasa tidak nyaman atau tidak aman, segera menyingkir dari situasi tersebut dan cari bantuan.