Selebrita

Mengenang 12 Tahun Kematian Chrisye, Benarkah Rokok yang 'Membunuhnya' Melalui Serangan Kanker Paru?

Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengenang 12 Tahun Kematian Chrisye, Benarkah Rokok yang 'Membunuhnya' Melalui Serangan Kanker Paru?

Rata-rata, lanjut ia, kanker paru muncul ketika seseorang merokok sekitar 10-20 tahun.

“Cara menghitungnya adalah berdasarkan Indeks Brinkman. Jumlah rokok per hari, dikali tahun merokok. Jika hasilnya di atas 600, risiko untuk mengidap kanker paru sangat besar. Bisa jadi terjangkit dalam waktu kurang dari 10 tahun,” papar dr Elisna.

dr Elisna menekankan, semakin banyak Anda merokok, semakin besar risiko kanker paru pada diri Anda.

Di dunia, lanjutnya, jumlah insiden (kasus) kanker paru merupakan yang terbanyak di dunia.

“Di Indonesia, mayoritas penderita kanker paru adalah laki-laki,” terangnya.

Dari data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), asap rokok bertanggung jawab atas sekitar 7.300 kematian akibat kanker paru setiap tahun di Amerika Serikat.

Produk tembakau mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, dan setidaknya 70 bahan diketahui menyebabkan kanker.

Situs Hallosehat menyebutkan, saat Anda menghirup asap rokok, campuran bahan kimia ini langsung dikirim ke paru-paru. Di titik inilah kerusakan mulai terjadi.

Serangan terus-menerus dan keberlanjutan dari aktivitas merokok ini menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru.

Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal, hingga akhirnya muncul sel kanker.

Lalu bagaimana bila Anda berhenti merokok? dr Elisna mengatakan hal itu bisa berpengaruh secara signifikan.

Dalam waktu 10 tahun setelah berhenti merokok, risiko kematian akibat kanker paru turun hingga setengahnya.

Kanker paru dan polusi udara

Selain rokok, dr Elisna mengatakan kanker paru juga bisa diakibatkan oleh polusi udara.

“Baik polusi udara outdoor maupun indoor. Kalau yang indoor menyerang perokok pasif. Kalau yang outdoor biasanya menjangkit orang yang berada di daerah berpolusi tinggi atau bekerja di pabrik yang berpolusi tinggi seperti pabrik semen,” jelasnya.

Halaman
123

Berita Terkini