SURYAMALAMNG.COM, KLOJEN - Ayu Lutfi Novitasari, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang membuat aplikasi pengenalan senjata tradisional Indonesia dengan nama I-PON = Introduction Traditional Weapon of Indonesia.
Ini dikerjakan mahasiswa Teknik Informatika untuk skripsinya. Ayi akan diwisuda pada Sabtu, 28 September 2019 mendatang. "Idenya karena saya menyukai budaya," jelas Ayu kepada Suryamalang.com mengenai alasan memilih senjata tradisional.
Biasanya, anak-anak hanya menyukai game di HP. "Barangkali yang tidak sempat ke museum bisa belajar budaya dari sini dengan mengenali senjata tradisional Indonesia," kata cewek kelahiran Malang, 16 Juni 1997 ini. Ada 34 senjata tradisional dari 34 provinsi di Indonesia di aplikasi yang menggunakan Augmented Reality berbasis android.
Untuk konten itu, ia juga melakukan validasi atas senjata tradisional itu. Seperti menghubungi lewat web dinas pariwisata provinsi-provinsi di Indonesia.
"Ya ada yang menjawab dan ada yang tidak merespons," jawabnya. Dari pembuatan skripsi ini, ia juga jadi belajar sekaligus.
Seperti senjata tradisional provinsi baru, Kalimantan Utara ternyata keris. Dua provinsi lainnya juga memakai keris. Sedang di Papua Barat, senjata tradisionalnya adalah belati tapi bukan sajam. Namun dari kayu. "Waktu paling lama adalah untuk validasi data. Kalau bikin aplikasi bisa tiga minggu saja," jelas guru les ini.
Disebutnya, aplikasi ini bisa untuk siswa kelas 4 SD tematik 1 tentang "Keberagaman". Namun tetap harus dengan pendampingan. Katanya I-PON jenis aplikasi offline. Untuk 3D nya ada Bahasa Indonesia dan Inggris. Ini juga memakan waktu.
Aplikasi dilengkapi dengan guide book yang berisi deskripsi masing-masing senjata tradisional, peta letak geografis dan marker. Marker yang terdeteksi akan menampilkan objek senjata tradisional tiap daerah dengan dilengkapi informasi audio.