Kabar Surabaya

Remaja 17 Tahun Niat Kencan dengan Cewek di Surabaya, Tapi Cowok yang Datang

Editor: Zainuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Laporan wartawan : Firman Rachmanudin

SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Meskipun baru berusia 17 tahun, remaja berinisial DWR ini menjadi otak perampokan di Jalan Kalianak, Surabaya.

DWR merampok bersama enam enamnya.

Anggota Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak telah menangkap tiga dari tujuh tersangka perampokan di Jalan Kalianak.

Tiga tersangka itu adalah DWR, Galang Saputro (18), dan M Romadhon (19).

“Kini kami titipkan DWR di selter tahanan anak,” AKBP Antonius Agus Rahmanto, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (19/11/2019).

Dalam aksinya, tujuh pelaku perampokan itu membawa senjata tajam dan merampok ponsel dan motor milik korban berinisial CRH (17).

Sebelum merampok, DWR membuat akun Facebook dengan nama Deviana.

DWR pun memajang foto profil seorang perempuan.

“Tersangka membuat akun palsu untuk mengelabuhi korban. Lalu korban tertarik, dan mengajak ketemuan,” beber Agus.

Sesuai janjinya, korban mendatangi lokasi yang disepakati.

“Ternyata korban didatangi DWR. Kepada korban, DWR mengaku sebagai temannya Deviana.”

“Tanpa curiga, korban mengikuti arahan DWR,” tambahnya.

Saat itu korban membonceng DWR menuju Jalan Kalianak.

Tiba-tiba muncul enam pelaku lain yang membawa senjata tajam.

Enam pelaku itu membuat skenario seolah-olah merampok DWR dan korban.

“Skenarionya seolah-olah DWR tidak kenal dengan pelaku lain. Padahal DWR yang menyusun skenario perampokan,” tandasnya.

Lalu DWR dan korban mendatangi Polsek Asemrowo untuk melaporkan perampokan itu.

Saat itu DWR pura-pura menemani korban melapor ke polsek.

DWR pun juga diperiksa sebagai saksi.

“Ternyata ada polisi yang mengenal DWR. Sebab, dulu DWR pernah ditangkap kasus jambret dan diversi karena anak-anak,” kata Agus.

Dalam pemeriksaan, DWR mengaku jika menjadi otak perampokan itu.

“Setelah mendengar pengakuan itu, kami mendatangi tempat tersangka biasa berkumpul.”

“Saat itu tidak ada satupun teman-temannya yang muncul. Mereka baru muncul dua hari kemudian, lalu kami tangkap,” tambahnya.

Kepada petugas, DWR mengaku menjual motor korban ke Madura seharga Rp 3 juta.

“Uangnya dibagi rata antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per orang,” tandas Agus.

Berita Terkini