Dikatakan, di program Kampus Merdeka, mahasiswa boleh mengambil mata kuliah di luar prodinya. Bisa juga di luar kampusnya.
“Bisa saja jika memang ada kerjasamanya. Misalkan Uniga dengan UB ada kerjasama atau kampus lain,” jawabnya.
Nanti hasilnya bisa sebagai transfer kredit. Sedang jika melakukan magang di dunia industri, maka hasilnya akan dikonversi di kampusnya.
“Yang melakukan asesmen adalah dari dunia industri dan dosennya. Harus dua orang. Hasilnya nanti juga dikonversikan,” kata dia.
Dikatakan, sejak dirilis program itu kampus sudah mempersiapkan.
Apalagi sudah keluar peraturan menteri dan sebagian-sebagian standar nasionalnya.
Sedang Rektor Uniga Prof Dr Dyah Sawitri SE MM menyatakan pola pikir mas mentri sangat keren.
“Karena itu kami akan mengimplementasikannya pada semester ganjil 2020 mendatang,” jelas Dyah terpisah.
Katanya tak harus merubah mata kuliah tapi merekonstruksikan dari mata kuliah yang sudah ada dan didistribusikan pada praktik yang sesuai mata kuliah.
Sebagai Ketua Aptisi wilayah IV, Dyah juga mengundang anggota Aptisi mengirimkan perwakilannya di workshop.
“Karena di era 4.0, pembelajaran sudah melibatkan teknologi. Maka dosen-dosen juga harus ramah pada teknologi,” jelasnya.